Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) telah merampungkan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Keenam (PUT VI) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dari aksi korporasi tersebut, KB Bukopin telah mengantongi dana senilai Rp7,04 triliun dengan menerbitkan 35,21 miliar saham kelas B dan nominal Rp100 per saham. Dalam pelaksanaan rights issue, KB Bukopin menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp200 per saham.
Direktur Operasi KB Bukopin Helmi Fakhrudin mengatakan, dukungan dari seluruh pemegang saham memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan bisnis, kinerja, reputasi, dan kepercayaan dari shareholders kepada KB Bukopin.
“Ini ditandai dengan pelaksanaan LPO atau PUT VI, di mana jumlah saham yang kami terbitkan direspon dengan sangat positif,” ungkap Helmi dalam paparan publik yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (17/12/2021).
Helmi mengungkapkan, antusiasme investor dalam aksi korporasi terdapat 33.235 investor yang berpartisipasi dalam PUT VI dan perseroan mengalami kelebihan permintaan dari investor atau oversubscribed, yakni sebanyak 3,9 miliar saham.
“Rights issue ini mengalami kelebihan permintaan 3,9 miliar saham, sehingga dilakukan pengembalian Rp780,14 miliar,” katanya.
Dalam pelaksanaan PUT VI ini, komposisi pemegang saham paling banyak diserap oleh KB Kookmin Bank Co, Ltd sebanyak 67 persen atau 445.484.861.813 saham. Kemudian, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sebanyak 1 persen atau 676.875.412 saham. Lalu, masyarakat sebanyak 32 persen atau 21.723.802.953 saham.
Dengan demikian, komposisi setelah PUT VI antara lain 76 persen perusahaan asing, 18,74 persen dari individual domestik, 7,25 persen dari perusahaan domestik, dan 1,97 persen dari lainnya.
Sementara itu, dana yang didapatkan dari hasil rights issue ini sekitar 16 persen dari aksi itu akan digunakan untuk investasi terkait dengan pengembangan teknologi informasi atau IT. Tujuannya untuk mengembangkan digital banking serta re-branding perseroan.
Sedangkan, sekitar 84 persen akan digunakan untuk ekspansi kredit baru berkualitas baik, yang akan difokuskan pada segmen ritel dan link bisnis UKM, komersil, dan Indonesia-Korea business link.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel