Vaksinasi Dosis 3, Menko Airlangga Sebut 3 Vaksin Dikaji BPOM

Bisnis.com,20 Des 2021, 18:51 WIB
Penulis: Maria Elena
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat Penyerahan Mobil Listrik untuk Mendukung Kegiatan Presidensi G20 di Indonesia tahun 2022 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/11/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengkaji rencana pemberian vaksin dosis ketiga atau booster. Vaksin Covid-19 untuk booster yang tengah dikaji di antaranya Pfizer, Sinovac, dan AstraZeneca.

“Akan dilakukan revisi Perpres dan Permenkes dan pemerintah akan mengupayakan ini secepatnya dan proses ini sedang dilakukan kajian di Badan POM,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (20/12/2021).

Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah juga menyiapkan beberapa opsi vaksin booster lainnya.

Vaksin tersebut di antaranya vaksin merah putih yang dikembangkan oleh BUMN dengan Baylor College, kemudian vaksin kerja sama dalam negeri termasuk kerja sama Universitas Airlangga dengan Biotis Pharmaceutical, Kalbe Farma dengan Genexine, serta vaksin Nusantara.

“Ini akan segera dimatangkan dan disiapkan regulasinya, termasuk regulasi dari harga masing-masing vaksin tersebut,” jelas Airlangga.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan  pemerintah  akan melaksanakan booster vaksin Covid-19 (dosis ketiga) untuk masyarakat yang sudah vaksinasi penuh.

Menurutnya, kelompok lanjut usia (lansia) akan mendapat booster secara gratis asalkan terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

“Jumlahnya ada 83,1 juta orang yang ditanggung APBN dan disiapkan 92 juta vaksin. Sisanya biaya mandiri dengan total 125,2 juta orang atau setara 139 juta vaksin. Untuk vaksinasi ini ada cadangan vaksin 10 persen,” ujar Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI yang disarkan di Youtube DPR RI, Selasa (14/12/2021).

Budi Gunadi menjelaskan, vaksin booster tetap dilakukan berdasarkan prioritas, yaitu kelompok lansia.

"Booster diberikn berbasis risiko, ini lansia. Di dunia booster berbasis risiko setelah nakes (tenaga kesehatan) adalah lansia," jelasnya.

Vaksin booster akan dibedakan secara labeling dan harganya ditentukan oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini