SCI Perkirakan Sektor Logistik 2021 Masih Terkontraksi

Bisnis.com,20 Des 2021, 06:24 WIB
Penulis: Newswire
Sejumlah truk membawa muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kontribusi sektor logistik, transportasi dan pergudangan termasuk kurir, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga akhir tahun 2021 diperkirakan akan mencapai Rp 676,0 triliun atau terkontraksi sebesar 2,03 persen (year-on-year/y-on-y).

Adapun, Supply Chain Indonesia (SCI) memprediksi kontribusi sektor itu pada tahun 2022 sebesar Rp 699,1 triliun atau tumbuh sebesar 1,08 persen (y-on-y).

"Untuk subsektor transportasi, SCI memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp 548,8 triliun atau terkontraksi sebesar 1,36 persen (y-on-y) dan pada tahun 2022 sebesar Rp 568,6 triliun atau tumbuh sebesar 1,15 persen (y-on-y)," ujar Ketua SCI Setijadi dalam keterangan tertulis, Minggu (19/12/2021)

Sementara itu, khusus subsektor pergudangan, SCI memperkirakan kontribusi terhadap PDB tahun 2021 sebesar Rp 127,2 triliun atau terkontraksi sebesar 5,54 persen (y-on-y) dan pada Rp 130,4 triliun atau tumbuh sebesar 0,71 persen (y-on-y) pada tahun depan.

Menurut SCI, pertumbuhan sektor logistik tahun 2022 akan didorong terutama oleh kinerja sektor industri pengolahan, terutama non-migas, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; sektor perdagangan; sektor konstruksi; serta sektor pertambangan.

Pada 2021, kontributor industri pengolahan non-migas adalah industri makanan dan minuman sebesar 38,4 persen, diikuti industri kimia dan farmasi 11,4 persen, industri barang logam dan elektronik 8,7 persen, industri alat angkutan 8,4 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi 6,1 persen.

Lebih lanjut, Setijadi mengatakan kinerja sektor logistik pada tahun 2022 juga didorong oleh kinerja ekspor-impor yang terus membaik selama tahun 2021. Pada November 2021, tercatat dari data BPS peningkatan nilai ekspor sebesar 49,70 persen (y-on-y) dan peningkatan nilai impor sebesar 52,62 persen (y-on-y).

Dia menilai perusahaan penyedia jasa logistik perlu melakukan perencanaan bisnis yang tepat terkait pertumbuhan tipis sektor logistik pada tahun 2022.

"Penguatan dan perluasan segmentasi pasar dapat dilakukan terhadap beberapa sektor dan kelompok produk atau komoditas dengan volume dan tingkat pertumbuhan yang baik," kata Setijadi.

Selain itu, dia mengatakan perusahaan penyedia jasa logistik juga perlu mencermati perubahan sosial dan pola bisnis yang mempengaruhi operasional logistik seperti sharing economy, logistics marketplaces, dan omnichannel logistics.

Menurutnya, berbagai perkembangan teknologi terkait perlu dicermati dan dimanfaatkan seperti big data analytics, artificial intelligence, internet of things, block chain, cloud logistics, serta robotics dan automation.

SCI juga mengingatkan agar perusahaan juga perlu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dengan peningkatan kapabilitas proses, pemanfaatan teknologi, dan kompetensi SDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini