Dirut Garuda Indonesia Ingin 2022 Jadi Momentum Recovery

Bisnis.com,20 Des 2021, 15:02 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) berharap pada 2022 bisa menjadi tahun pemulihan bagi perseroan apalagi setelah berhasil menempuh proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra menuturkan tahun depan akan menjadi tahun bagi perseroan mengkonsolidasikan diri. Saat ini maskapai pelat merah tersebut juga masih memfinalisasi proyeksi pada tahun depan. Sebetulnya sudah ada proyeksi rencana bisnis, tetapi saat ini masih menunggu hasil negosiasi dari PKPU.

“Kami berharap PKPU selesai sedini mungkin, sehingga bisa menjadikan 2022 sebagai tahun recovery Garuda bisa mulai. Kita juga mesti realistis menghadapi pandemi ini karena bekerja dalam dunia berbeda dibandingkan dengan pada tahun lainnya,” ujarnya, Senin (19/12/2021).

Emiten berkode saham GIAA tersebut bersama dengan pemangku kepentingan terkait akan memprioritaskan agar kesehatan publik bisa lebih dulu pulih sehingga ketika mobilisasi menjadi normal, perseroan juga bisa memulai pemulihan.

Irfan menyebutkan ada sejumlah pendekatan yang berbeda dilakukan selama pandemi dibandingkan dengan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, Garuda hanya menyediakan pesawat sebanyak-banyaknya sesuai yang direncanakan.

“Namun, pengalaman mengajarkan juga supaya pendekatan yang paling tepat adalah mengoperasikan pesawat di rute-rute yang profitable, secara perlahan-lahan membuka rute lain dan meningkatkan frekuensi. Kami berharap jumlahnya akan meningkat dibandingkan tahun ini,” imbuhnya.

Irfan memaparkan pada kuartal IV/2021 ini ada peningkatan signifikan dari sisi jumlah penumpang termasuk peningkatan jumlah kargo sesuai yang diinginkan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menjelaskan saat ini ada tiga proposal perdamaian yang diajukan kepada kreditur. Proposal tersebut berisikan tentang restrukturisasi utang dengan kreditur dalam negeri, yang terdiri dari penerbitan zero coupon bond, penerbitan surat utang, dan penerbitan saham baru.

"Selain itu, kita juga melakukan rekonsiliasi dan verifikasi terhadap utang secara offline yang nantinya akan disahkan sesuai jadwal PKPU," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini