Harga Emas Turun, Investor Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bisnis.com,21 Des 2021, 06:11 WIB
Penulis: Newswire
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas melemah pada akhir perdagangan Senin (20/12/2021) waktu New York karena investor menjadi khawatir tentang suku bunga yang lebih tinggi pada 2022 serta mengukur dampak melonjaknya kasus virus corona omicron terhadap perekonomian.

Mengutip Antara, Selasa (21/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi ditutup pada US$1.794,60 per ounce. Di pasar spot, emas turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di US$1.793,33 per ounce pada pukul 18.45 GMT.

Investor menghabiskan hari dengan menjual logam mulia untuk melindungi posisi dalam mengantisipasi tiga kenaikan suku bunga Federal Reserve pada 2022.

Analis pasar juga mengaitkan kurangnya dorongan karena menyusutnya likuiditas di pasar menjelang liburan, daripada murni sikap yang lebih bearish terhadap logam mulia.

Ekuitas global juga mundur di tengah kekhawatiran atas dampak pembatasan Covid-19 yang lebih ketat, tetapi arus masuk ke aset safe-haven emas tampaknya terhenti.

Namun demikian, emas menemukan sedikit dukungan dari dolar yang lebih rendah.

Ini berbeda dengan Jumat (17/12), ketika kekhawatiran yang dipicu omicron mendorong harga emas ke puncaknya sejak 26 November.

"Emas memiliki sedikit reli yang bagus dan sekarang kita memasuki periode liburan sehingga tidak ada lagi partisipasi penuh dari para pedagang dan Anda mungkin akan melihat berkurangnya selera terhadap risiko yang tidak banyak membantu emas," kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Perdagangan yang berombak kemungkinan akan bertahan hingga akhir tahun sebelum akhirnya konsolidasi di atas level psikologis US$1.800 pada bulan depan atau lebih di tengah berita utama omicron, kata Moya menambahkan.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi ketidakpastian akibat omicron dapat menyebabkan narasi bank sentral yang lebih dovish pada tahun 2022, yang akan membantu emas.

"Kita masih bisa melihat kenaikan moderat untuk logam mulia karena kecenderungan posisi yang bearish menunjukkan logam mungkin lebih responsif terhadap keraguan yang mulai muncul seputar kemampuan Fed untuk memberikan sikap hawkish mereka," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pembatasan Covid-19 tampaknya telah merembes ke logam lain, yang cenderung mengikuti pemulihan pasar yang lebih luas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 24,2 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada US$22,291 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 8,1 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi ditutup pada US$926,40 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini