Bisnis.com, JAKARTA – Teknologi digital dan green economy pada beberapa tahun terakhir menjadi topik hangat. Jika teknologi digital menjadi cara tetap relevan di tengah perubahan zaman, maka ekonomi hijau lebih pada aspek keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Aspek teknologi saat mendapat penekanan lebih karena pandemi Covid-19 yang mengubah cara berinteraksi. Layanan bisnis pun berubah ke arah yang lebih praktis, cepat, akurat dan andal dengan memanfaatkan teknologi. Bahkan menurut survei yang dilakukan Standard Chartered di 2020, 80 persen orang Indonesia ingin sepenuhnya bertransisi ke cashless di 2025.
Adapun, perbankan menjadi satu sektor yang paling cepat mengadopsi teknologi. Dengan kebutuhan konsumen yang makin kompleks, layanan digital perbankan juga berkembang untuk tetap relevan menjawab kebutuhan nasabah retail hingga korporasi.
Sebagai bank internasional, Standard Chartered menjadi bank dengan layanan digital paling lengkap. Untuk nasabah ritel misalnya, memiliki layanan SmartGoals, pada aplikasi SC Mobile Indonesia.
Layanan ini memungkinkan pengguna melakukan perencanaan keuangan berbasis investasi seperti reksadana, obligasi dan lainnya hanya dengan sentuhan jari.
Tidak hanya perencanaan, para nasabah pun dapat dengan mudah melakukan transaksi reksa dana dengan Online Mutual Fund, dan transaksi obligasi dengan Retail Bonds Online, yang keduanya telah disematkan di aplikasi SC Mobile Standard Chartered.
Kemudian untuk mendorong inklusi keuangan dengan memperluas akses ke pasar massal, Standard Chartered juga memiliki solusi Banking-as-a-service (BaaS) melalui Standard Chartered nexus.
Lewat Standard Chartered nexus, Bank dapat memperluas kemitraan dengan ekosistem digital seperti e-commerce, media sosial, atau perusahaan jasa angkutan berbasis online.
Mitra pengguna Standard Chartered nexus dapat menawarkan produk-produk perbankan seperti pinjaman, kartu kredit, dan tabungan menggunakan merek mereka sendiri.
Dengan kata lain, Standard Chartered nexus berada di inti jaringan ekosistem e-commerce dan layanan perbankan digital untuk menyelesaikan aktivitas perbankan mitra dengan layanan berkualitas khas bank internasional.
Untuk pembiayaan, Standard Chartered menggandeng Kredivo sebagai kanal penyalur pembiayaan untuk nasabah ritel. Jangkauan peritel yang luas dan kapabilitas penilaian kredit berbasis artificial intelligence Kredivo yang kuat, serta keahlian perbankan ritel Standard Chartered yang mendalam sebagai salah satu bank tertua dengan kehadiran lebih dari 150 tahun di Indonesia memungkinkan konsumen untuk dapat menikmati proses aplikasi kredit dan pengalaman yang sepenuhnya digital, tanpa persyaratan verifikasi tatap muka.
Kemitraan serupa juga akan rencananya terus dikembangkan bersama platform online lainnya.
Sedikit berbeda dengan nasabah ritel, kebutuhan korporasi jauh lebih kompleks. Menjawab kebutuhan itu, Standard Chartered menghadirkan S2B Pay untuk mendigitalisasikan semua proses keuangan. Semua proses penagihan menjadi lebih mudah berkat S2B Pay.
Layanan ini sejalan dengan arah pemerintah yang mendorong transaksi non tunai. Bagi konsumen mitra pengguna, layanan S2B Pay menjadi keunggulan komparatif, sementara konsumen pengguna dimudahkan berkat banyaknya pilihan pembayaran. Hal ini pun tentunya mempermudah perusahaan-perusahaan yang kini dituntut makin digital.
Tidak hanya menggulirkan inovasi layanan, adopsi teknologi robotik juga diterapkan, khususnya untuk melayani transaksi yang jumlahnya sangat banyak dan cepat. Implementasinya tampak pada proses pengelolaan sekitar 1 juta akun investor di pasar modal yang tercatat dalam basis data Standard Chartered di Indonesia.
Teknologi robotik, machine learning dan data analytics dari Standard Chartered memungkinkan data lalu lintas transaksi, e-mail, dan lainnya dilakukan secara akurat sehingga lebih efisien, sekaligus memudahkan proses pengecekan.
Teknologi yang sama juga membantu untuk mendeteksi kecurangan atau transaksi yang mencurigakan. Sebagai bank internasional, layanan berbasis teknologi itu dapat dilakukan lebih mudah, aman dan andal.
Implementasi teknologi di belakang layar ini merupakan bentuk transformasi berkelanjutan Bank untuk merespon dinamika dan kebutuhan nasabah yang terus berkembang, khususnya di era digital ini.
Oleh karena itu, layanan operasional bank yang berbasis digital yang mumpuni menjadi keharusan agar bank seperti Standard Chartered dapat terus relevan bagi khalayak publik, serta mampu menumbuhkan usahanya dengan semakin efisien.
Teknologi digital akan terus berkembang. Pesatnya perkembangan tersebut akan terus memacu Standard Chartered untuk terus bertransformasi untuk mendorong kemakmuran dan mendukung perdagangan melalui keberagamannya yang unik, sebagai bank untuk ekonomi masa depan.
Baca lebih lanjut https://finansial.bisnis.com/read/20211215/90/1478001/ekonomi-hijau-sektor-perbankan-punya-peran-penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel