Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengklaim telah mengalami dua kali kelebihan permintaan atau oversubscribed pada aksi penambahan modal melalui skema rights issue pada 2021.
“Tahun 2021 ini, Bank Neo Commerce mengalami dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V,” kata Direktur Utama Bank Neo, Tjandra Gunawan dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).
Tjandra menyatakan, tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat.
“Raihan ini penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK,” ujarnya.
Pada Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V ini, penerbitan saham baru bank dengan kode emiten BBYB itu mengalami oversubscribed hingga 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar.
Adapun, jumlah saham yang ditawarkan dalam HMETD V BBYB, yakni sebanyak 1.927.162.193 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp1.300 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Bank Neo Commerce adalah sebesar Rp2,50 triliun.
Selama periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD pada 2 – 8 Desember 2021, juga periode pemesanan saham tambahan sampai dengan 10 Desember 2021, tercatat bahwa pelaksanaan HMETD terserap secara penuh dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 679 juta saham atau setara Rp882,5 miliar.
“Right issue perseroan mengalami oversubscribed akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir, utamanya setelah perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar yang hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah,” terangnya.
Tjandra menambahkan, aksi right issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini.
Pada akhir periode pelaksanaan, pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98 persen dan PT Gozco Capital 15,64 persen.
Lalu, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd. Sebesar 5,17 persen, dan sisanya pemegang saham publik sebanyak 48,08 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel