Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Ganesha Tbk. menyepakati rencana penambahan modal lewat skema rights issue. Berdasarkan ketentuan otoritas, aksi tersebut diperkirakan berlangsung pada 2022.
Rapat yang digelar di Hotel Grand Tropic, Jakarta, pada Rabu (22/12/2022) ini menyetujui penerbitan saham baru melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 5,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp.100 per saham.
Dengan demikian, pelaksanaan rights issue akan berlangsung paling lambat 12 bulan setelah pelaksanaan RUPSLB, sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku.
“Jumlah tersebut setidaknya mencapai 50 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus PMHMETD dengan memerhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku,” tulis keterangan resmi Bank Ganesha.
Selain itu, rapat juga menyetujui perubahan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha dengan ketentuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020.
Selain itu, ada juga perubahan ketentuan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka meningkatkan modal dasar menjadi Rp4 triliun, yang terbagi atas 40 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Jika menilik kinerja perseroan, hingga kuartal III/2021, Bank Ganesha mengalami penurunan laba bersih tahun berjalan secara individual sebesar 54 persen atau menjadi Rp6,12 miliar.
Penurunan laba disebabkan pendapatan bunga yang terkoreksi sebesar 14 persen yoy atau Rp235,23 miliar. Sementara, beban bunga turun 23 persen yoy menjadi Rp107,74 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih merosot 4 persen menjadi Rp127,48 miliar.
Sepanjang tahun berjalan, Bank Ganesha mencatat kredit yang diberikan turun 12 persen, dari sebelumnya Rp2,63 triliun per Desember 2020 menjadi Rp2,32 triliun per September 2021. Tercatat, total aset BGTG melesat 43 persen ytd menjadi Rp7,67 triliun per September 2021.
Adapun, strategi yang dilakukan perseroan untuk meningkatkan pendapatan dan laba, antara lain meningkatkan pertumbuhan portofolio kredit, penghimpunan dana melalui suku bunga yang wajar serta menjaga rasio current account saving account (CASA). Selain itu, perseroan akan meningkatkan fee-based income dan pengembangan produk dan layanan perbankan digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel