Legislator Mufti Anam Tagih Janji Mendag soal Minyak Goreng

Bisnis.com,25 Des 2021, 16:17 WIB
Penulis: Miftahul Ulum
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam./Istimewa

Bisnis.com, SURABAYA – Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi masalah perdagangan, Mufti Anam, mendesak Kementerian Perdagangan untuk bergerak lebih cepat dan strategis dalam mengelola masalah lonjakan harga minyak goreng (migor) yang sudah terjadi beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan pemantauan Mufti, harga minyak goreng masih berkisar di level Rp18.000 sampai di atas Rp20.000 per liter.

Mufti mengatakan, selain tak sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp11.000 per liter, kondisi harga migor saat ini juga belum sesuai dengan janji Menteri Perdagangan yang bakal membikin harga Rp14.000 per liter terutama di gerai-gerai pasar modern dan supermarket.

"Mendag pernah bilang harga minyak goreng akan Rp14.000 per liter di pasar modern, di supermarket. Tapi saya cek, di Pasuruan, di Surabaya, rata-rata masih berkisar Rp20.000 per liter dalam berbagai merek,” ujar Mufti melalui keterangan tertulis, Sabtu (25/12/2021).

Menurutnya minyak goreng mahal menyusahkan pelaku usaha saat ada momentum pemulihan ekonomi di akhir tahun. "Sayang sekali momentum baik tersebut bisa-bisa gagal dinikmati UMKM karena kegagalan Kemendag melakukan stabilisasi harga migor," katanya.

Mufti memaparkan, berbagai merek minyak goreng masih menawarkan harga di atas Rp20.000 per liter. Padahal, Mendag M. Lutfi pernah berjanji akan menggelontor belasan juta liter migor seharga Rp14.000 per liter terutama di pasar-pasar modern.

"Banyak pelaku UMKM yang komplain karena harga migor ini sudah berbulan-bulan mahal," tutur Politikus PDI Perjuangan dari dapil Pasuruan-Probolinggo tersebut.

Mufti berharap ada antisipasi dan analisis yang tepat dari Kementerian Perdagangan dalam mengelola harga kebutuhan pokok. Kemendag juga diminta bergerak cepat melakukan operasi pasar dengan sistem penyasaran yang tepat.

"Kemendag juga harus memiliki skema antisipasi yang baik dengan mengamati tren CPO dunia. Misalnya, saat ini banyak pakar menyebut harga CPO bakal terus melambung hingga triwulan II/2022 berkaitan dengan musim. Maka perlu antisipasi," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini