Rusia Denda Google dan Facebook Rp1,7 Triliun

Bisnis.com,26 Des 2021, 11:07 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). /ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Pengadilan Rusia menjatuhi hukuman denda kepada Google senilai 7,2 miliar rubel (US$98 juta) dan Meta Platforms Inc, senilai 2 miliar rubel (US$27,15 juta) lantaran tidak menghapus konten yang dilarang.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (24/12/2021), angka tersebut menjadi yang terbesar dari penalti yang melibatkan raksasa teknologi itu. Pengawas komunikasi federal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa denda itu sudah berdasarkan persentase pendapatan tahunan perusahaan di Rusia.

Google dan Meta terancam dikenai denda lebih besar jika tidak menghapus materi tersebut, katanya.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, Google mengatakan sedang mempelajari keputusan tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya. Adapun Meta, dulu Facebook, belum memberikan respons terkait hal ini.

Pada September, pengawas komunikasi federal Rusia mengatakan perusahaan yang tidak menghapus konten yang sudah dilarang dapat dikenai denda 5 - 20 persen dari pendapatan lokal tahunan mereka.

Kendati demikian, denda ini tidak signifikan. Google memperoleh pendapatan di Rusia sekitar 85 miliar rubel (US$1,15 miliar) pada 2020, menurut database Spark-Interfax.

"Untuk beberapa alasan, perusahaan memenuhi keputusan pengadilan Amerika dan Eropa tanpa ragu. Jika denda tidak membuat Google sadar, saya khawatir akan ada tindakan yang tidak menyenangkan akan diambil," ungkap wakil partai yang berkuasa di majelis rendah parlemen yang duduk di komite Kebijakan Informasi, Anton Gorelkin.

Perlu diketahui, Rusia sedang memulai konfrontasi dengan perusahaan media sosial dan internet asing pada tahun ini dengan alasan menjaga kedaulatan digitalnya.

Rusia semakin berani untuk menjegal perusahaan teknologi, meski sempat gagal memblok Telegram beberapa tahun lalu.

Regulator telah menjatuhkan denda dan mencegah konten dalam upaya untuk memaksa perusahaan termasuk Google dan Twitter Inc., untuk menghapus unggahan yang mendorong aksi protes tidak sah dan materi lain yang dianggap ilegal.

Pemerintah Rusia juga menekan perusahaan digital agar mematuhi peraturan ketat dalam membatasi simpanan data.

Pada tahun ini, Pemerintah Rusia berhasil membuat Google dan Apple Inc., menghapus aplikasi pemungutan suara untuk protes selama pemilihan parlemen setelah mengancam membui staf lokal perusahaan.

Keputusan pengadilan kali ini menjadi yang terbaru bagi Google di Rusia dan menguatkan keputusan pada April yang memerintahkan raksasan teknologi AS itu memulihkan akun YouTube Tsargrad. Akun ini dimiliki oleh Konstantin Malofeev yang masuk dalam daftar sanksi oleh keuangan AS dan Uni Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini