Indosat dan Tri Merger 4 Januari 2022, Rencana Pengembangan Masih Rahasia

Bisnis.com,27 Des 2021, 16:40 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Merger/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) belum dapat memberi komentar mengenai rencana pengembangan perusahaan usai merger dengan Tri Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.

Hal-hal terkait pengembangan Indosat Ooredoo Hutchison akan diumumkan setelah 4 Januari 2022 atau ketika penggabungan perusahaan dilakukan pada tanggal tersebut.

“Saat ini saya belum bisa memberikan komentar lebih lanjut, informasi yang ada di rencana penggabungan akan dikonfirmasi lebih lanjut setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa [RUPSLB]” kata Steve, Senin (27/12/2021).

Diketahui, PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana menggelar RUPSLB pada 28 Desember 2021. Salah satu agenda di dalamnya adalah meminta persetujuan untuk mengangkat dewan direksi dan komisaris yang baru.

Sebelumnya, operator kuning itu dipimpin oleh Ahmad Al-Neama. Setelah RUPSLB, bila disetujui, maka emiten berkode saham ISAT itu akan dipimpin oleh Vikram Sinha.

Sinha sebelumnya menjabat sebagai salah satu direksi perseroan. Adapun Muhammad Buldansyah yang sebelumnya menjadi Direktur Hutchison 3 Indonesia (H3I) akan masuk sebagai direktur pada entitas merger yang baru.

Dalam jajaran komisaris terdapat nama Patrick Walujo. Sebagaimana diketahui, Patrick merupakan investor ulung yang memiliki private equity fund, Northstar. Adapun salah satu portofolio mereka adalah Gojek dan Bank Jago.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai sebagai komisaris, masukan yang diberikan Patrick nanti akan memberikan dampak bagi pengembangan layanan digital di Indosat Ooredoo Hutchison.

Layanan digital Indosat Ooredoo berpeluang menjadi lebih baik melalui kerja sama strategis yang dibangun dengan perusahaan rintisan (startup), atau pengembangan secara mandiri dengan menghadirkan aplikasi yang tepat sasaran.

“Masuknya Patrick akan memberikan warna bagi Indosat Ooredoo Hutchison,” kata Tesar, Senin (27/12/2021).

Sekadar informasi, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) memperkirakan pertumbuhan pendapatan operator dari layanan digital ke depan akan tumbuh lebih besar dibandingkan dengan sektor pertumbuhan pendapatan dari solusi TIK dan layanan konektivitas.

Pertumbuhan pendapatan dari layanan digital bisa mencapai 12 persen per tahun. Sementara itu pertumbuhan pendapatan operator dari layanan teknologi informasi dan komunikasi hanya 8 persen per tahun dan dari layanan konektivitas sekitar 4 persen per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini
'