Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah restrukturisasi Jiwasraya, gebrakan Menteri BUMN Erick Thohir menyelamatkan asuransi BUMN lainnya dinanti.
Trubus Rahardiansyah, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti mengapresiasi langkah penyelesaian polis asuransi Jiwasraya yang dilakukan Menteri Erick Thohir melalui PT Asuransi Jiwa Indonesia Financial Group (IFG life).
Menurutnya, restrukturisasi yang dilakukan Erick Thohir sudah tepat. Langkah yang dilakukan Kementerian BUMN tersebut merupakan suatu upaya untuk terus menjamin dan memberikan layanan asuransi kepada nasabah Jiwasraya.
"Meskipun Jiwasraya saat ini mengalami gangguan keuangan atau collapse, tetapi nasabahnya terselamatkan. Sering kali banyak perusahaan asuransi tak bertanggung jawab terhadap nasabahnya. Restrukturisasi ini salah satu terobosan yang dilakukan Erick Thohir untuk menyelamatkan nasabah Jiwasraya," terang Trubus.
Trubus berpendapat restrukturisasi polis yang dilakukan terhadap nasabah Jiwasraya memberikan kepercayaan dan sentimen positif terhadap industri asuransi di Indonesia pada umumnya dan asuransi BUMN pada khususnya.
Dia menjelaskan restrukturisasi yang dilakukan Erick Thohir merupakan proses yang panjang dan merupakan salah satu tugas terberat sebagai Menteri BUMN.
"Dan ini sudah menunjukan arah yang positif. Karut marut yang terjadi di perusahaan BUMN sudah terjadi cukup lama. Dan itu melukai perasaan publik. Karena konsumen hanya dijadikan korban akibat kebijakan pimpinan masa lalu yang amburadul," katanya.
Trubus berharap restrukturisasi perusahaan asuransi yang dilakukan Erick Thohir tak hanya berhenti di Jiwasraya. Dia berharap Erick Thohir mau membantu menyelesaikan permasalahan di ASABRI juga.
Saat ini sebagian besar nasabah Jiwasraya sudah mulai menerima polis asuransi dari IFG life. Diharapkan dalam waktu dekat seluruh nasabah Jiwasraya sudah mendapatkan polis dari IFG.
Meski begitu, dalam proses restrukturisasi ini, nasabah harus menerima beberapa skema penyelesaian yang ditawarkan. Salah satunya pemotongan hingga 40 persen dari total tagihan.
Menurut Trubus, skema pemotongan ini harus dijelaskan oleh management IFG life kepada nasabah dan publik. Selain berkaitan dengan hak-hak nasabah Jiwasraya, jika tidak dijelaskan, management IFG life berpotensi melakukan mal administrasi.
Trubus menduga potongan 40 persen ada kaitannya dengan polis yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi dan tidak wajar yang pernah diberikan manajemen sebelumnya.
"Kalau nasabah yang ditawarkan gimmick tinggi itu dipotong 40 persen menurut saya wajar. Dan itu harus dijelaskan ke publik. Sebab banyak nasabah pemegang polis tidak menerima gimmick besar. Padahal mereka nasabah bagus dan taat di Jiwasraya," kata Trubus.
Agar tugas pembenahan asuransi yang sudah baik yang dilakukan oleh Erick Thohir ini terus berjalan tanpa membebani keuangan Negara, Trubus meminta agar pihak Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk dapat segera mengeksekusi seluruh aset-aset koruptor yang terlibat dalam skandal Jiwasraya. Terutama terhadap aset terpidana yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
Diakui Trubus, selama ini asuransi perusahaan BUMN seperti rimba belantara yang siapapun dapat mengeksploitasi keuntungan dan mengorbankan nasabah dengan memberikan bunga atau keuntungan yang besar. Padahal keuntungan yang besar itu hanya untuk mengelabui nasabah.
Aparat penegak hukum di Indonesia harus bertindak cepat dan responsif agar dapat segera menarik aset koruptor yang telah diputus bersalah oleh MA. Mereka jangan terjebak birokrasi dan administratif. Penegak hukum harus bergerak cepat seperti tim penanganan BLBI terhadap aset Texmaco.
"Negara harus hadir dalam penegakan hukum. Tujuannya juga agar memberikan efek jera terhadap koruptor yang selama ini mengeruk uang di perusahaan BUMN. ASABRI kan rusak karena persekongkolan jahat yang dilakukan secara institusional dan sistematis. Perusahaan BUMN dijadikan ladang bancakkan koruptor,"ungkap Trubus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel