Bisnis.com, JAKARTA - Survei DSinnovative bertajuk Fintech Report 2021 'The Convergence of (Digital) Financial Services' menggambarkan dominasi dua platform peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif paling populer, yaitu Danamas dan Modalku.
Riset yang disponsori Kredivo dan Traveloka ini mengungkap dari total 1.500 responden yang disurvei, 552 di antaranya telah memiliki awareness soal P2P lending klaster produktif, sementara 286 responden pernah menjadi pengguna.
Dilihat dari sisi awareness, hanya Danamas dan Modalku yang setidaknya mampu mencapai 50 persen total awareness responden, tepatnya masing-masing 53,6 persen dan 52,4 persen.
Menyusul kemudian Amartha dengan 45,1 persen, KoinWorks 32,8 persen, Investree 32,6 persen, Mekar 32,2 persen, ModalRakyat 30,4 persen, Akseleran 27 persen, dan Alami 10,7 persen. Sisanya, dengan total awareness di bawah 10 persen, yaitu Crowde, Crowdo, dan Restock.id.
Namun demikian, apabila dilihat dari sisi top of mind alias responden sendiri yang menyebut nama platform, Modalku menduduki peringkat pertama dengan 16,1 persen, disusul Amartha 12,9 persen, dan Mekar 10,1 persen.
Danamas secara top of mind hanya mampu mencapai 8,7 persen dari total responden, disusul kemudian Investree di 5,8 persen, serta KoinWorks dan Akseleran yang sama-sama 4,2 persen dari top of mind total responden. Platform lain harus puas berada di nol koma.
Selanjutnya, dari sisi apakah platform pernah dicoba oleh responden, Modalku kembali menjadi yang teratas dengan persentase 28,7 persen dari total responden pengguna P2P klaster produktif.
Berturut-turut menyusul, yaitu Danamas dan Amartha di kisaran lebih dari 20 persen, serta KoinWorks, Mekar, Akseleran, Investree, dan ModalRakyat di kisaran lebih dari 10 persen.
Berdasarkan behaviour masing-masing pengguna platform, survei membuktikan bahwa platform yang banyak dibuka oleh penggunanya setiap hari, yaitu KoinWorks dan Investree. Adapun, pengguna Akseleran lebih banyak membuka platform 4-6 kali sebulan, sedangkan Amartha banyak dibuka oleh penggunanya sebulan sekali.
Sebagai informasi, survei ini menggambarkan bahwa awareness terkait P2P lending produktif hanya menempati peringkat kelima. Kalah dari uang elektronik & dompet digital, layanan bayar tunda alias pay later, digital cash loan atau pinjaman online, serta platform investasi.
Namun demikian, awareness soal P2P lending produktif masih lebih baik ketimbang insurtech atau teknologi asuransi, fintech urun dana alias crowdfunding, dan remittance yang mencakup layanan transfer dana berbasis digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel