Mobilitas Makin Longgar, Pelaku E-Commerce Perlu Terus Adaptasi

Bisnis.com,29 Des 2021, 18:57 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Di saat kebijakan physical distancing telah diberlakukan, masyarakat mencari opsi lain yang lebih aman bagi mereka untuk tetap memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadhan dari rumah. /Shopee

Bisnis.com, JAKARTA – Transaksi belanja daring diyakini tetap akan tumbuh meski mobilitas masyarakat makin meningkat. Pelaku usaha dagang-el diharapkan dapat terus menciptakan ekosistem yang mendukung aktivitas belanja daring.

Direktur Eksekutif Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Arshi Adini mengatakan aktivitas belanja daring terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tecermin dari antusiasme belanja pada Harbolnas yang terus meningkat.

“Pelaku usaha dan merchant makin adaptif dalam menangkap peluang, terutama saat platform menyediakan promo,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (29/12/2021).

Namun dia tidak memungkiri terdapat sejumlah tantangan, misalnya metode pembayaran cash on delivery (COD) yang masih banyak dipakai oleh konsumen. Survei oleh NielsenIQ Indonesia menunjukkan bahwa metode COD menjadi mekanisme pembayaran paling banyak kedua yang dipakai, setelah metode pembayaran dengan e-wallet.

“Pelaku usaha perlu memperhatikan metode pembayarannya. COD ini jadi salah satu metode pembayaran yang paling banyak dipakai. Namun kami mengarahkan ke digital payment misal dengan e-wallet,” kata dia.

Dia mengatakan pelaku usaha bisa memulai memberi promo khusus bagi konsumen yang memakai metode pembayaran digital dalam transaksi. Hal ini diharapkan bisa makin mendorong terciptanya ekosistem dagang-el yang lebih baik.

Director of NielsenIQ Indonesia Rusdy Sumantri mengemukakan bahwa sebagian besar konsumen di Tanah Air merupakan omnichannel shopper yang berbelanja secara daring maupun luring. Mobilitas yang naik, lanjutnya, bakal secara otomatis mendorong aktivitas belanja luring.

“Ini jadi tantangan bagi pelaku dagang-el, bagaimana menarik konsumen untuk berbelanja daring. Mungkin salah satunya dengan kampanye hanya menjual produk eksklusif di toko daring,” kata dia.

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, nilai transaksi belanja daring selama festival Harbolnas 12.12 tahun ini mengalami kenaikan pesat dibandingkan dengan tahun. Survei yang dilakukan NielsenIQ menunjukkan nilai transaksi menembus Rp18,1 triliun atau naik 56 persen dari realisasi Harbolnas 2020 sebesar Rp11,6 triliun.

Penjualan produk lokal memberi kontribusi samapai 47 persen dari total nilai transaksi dengan nilai Rp8,5 triliun. Nilai transaksi produk lokal memperlihatkan kenaikan Rp2,9 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini