Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mengapresiasi sejumlah pertumbuhan signifikan yang terjadi pada pasar modal sepanjang tahun 2021.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno DJajadi mengatakan di tengah pandemi virus corona yang terus terjadi, Indonesia masih menjadi pasar yang aktif dalam hal penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Berdasarkan data BEI per 29 Desember 2021, sebanyak 54 perusahaan baru resmi melantai di bursa Indonesia pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut, total dana yang berhasil dihimpun adalah sebanyak Rp62,61 triliun, atau yang tertinggi sepanjang sejarah di Indonesia.
Dengan demikian, jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia telah mencapai 766 emiten.
“Aktivitas IPO ini masih jadi yang tertinggi pada tahun 2021 di Asia Tenggara, kita berada di atas Thailand, Singapura, dan Malaysia,” jelasnya dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2021, Kamis (30/12/2021).
Selain itu, jumlah investor di pasar modal juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data BEI mencatat, jumlah investor pasar modal mencapai 7,47 juta orang hingga akhir Desember 2021.
Dari jumlah tersebut, jumlah investor saham mengalami kenaikan 1,7 juta orang menjadi 3,4 juta investor.
Inarno mengatakan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh bertambahnya jumlah investor ritel, terutama generasi Z dan milenial. Tercatat, jumlah investor muda di bawah usia 40 tahun tumbuh 88 persen sepanjang tahun 2021, atau naik 1,51 juta orang.
Ke depannya, Inarno mengatakan BEI akan terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal di tahun depan. Hal tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa optimisme pemanfaatan pasar modal untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi akan berlanjut pada tahun depan.
“Kami targetkan untuk total semua instrumen yang akan tercatat di 2022 itu 68 instrumen baru,” kata Nyoman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, Kamis (30/12/2021).
Dia menunjukkan sepanjang 2021 telah terdapat 54 perusahaan tercatat saham baru dengan total penggalangan dana Rp62,6 triliun. Realisasi itu lebih tinggi dari 54 perusahaan tercatat baru pada 2020. Sedangkan nilai fund raised meroket hingga 1.000 persen dibandingkan nilai emisi pada 2020 yang senilai Rp5,6 triliun.
Adapun, salah satu IPO bernilai jumbo pada tahun ini berasal dari pencatatan saham perdana PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sebesar Rp21,9 triliun. Nyoman mengakatakan sejumlah sektor memang telah mencuri perhatian investor di pasar perdana pada 2021 yyaitu sektor teknologi, infrastruktur, material dasar, keuangan, dan barang konsumen.
“Kalau melihat dari sisi sektor, kami mengakomodasi untuk semua sektor dapat tercatat. Tapi tentu ada preferensi dar investor ke depan, pada 2021 yang kami lihat berasal dari sektor teknologi, infrastruktur, basic material selain finansial dan consumer goods,” papar Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel