Kaleidoskop 2021: Drama Pinjol Ilegal sampai Debt Collector Nakal

Bisnis.com,30 Des 2021, 08:00 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi pinjaman online. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai pemain tengah dalam bisnis penyaluran kredit, pelaku industri multifinance dan industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending mendapat tantangan hampir serupa di sepanjang 2021.

Lesunya permintaan pembiayaan atau pinjaman dari sektor produktif maupun konsumtif sama-sama membayangi kinerja kedua industri sepanjang 2020. Membuat kinerja industri secara umum terdampak pandemi Covid-19.

Dalam hal perbaikan kinerja penyaluran kredit, fintech P2P lending sebagai industri yang mempertemukan pendana (lender) dengan peminjam (borrower), terbilang lebih mampu beradaptasi. Didorong umur industri yang masih muda, puncak pertumbuhan industri pun masih jauh dari titik jenuh.

Namun, umur yang masih labil ini pula yang menyebabkan beberapa masalah besar mencuat, menghiasi perjalanan industri menuju lebih matang di sepanjang 2021. Isu paling mencolok yang menyebabkan nama baik industri sedikit tercoreng, terutama berkaitan pinjaman online (pinjol) ilegal.

Adapun, industri multifinance tampak terbagi dua. Pemain kakap yang didominasi anak usaha korporasi besar cenderung lebih mampu bertahan. Sisanya, masih sulit untuk bangkit, terutama karena tak memiliki modal pendanaan kuat untuk mengambil momentum permintaan pembiayaan, seiring pemulihan ekonomi nasional.

Sampai akhir tahun 2021, keseluruhan industri multifinance masih mencoba bangkit secara perlahan. Beruntung, industri tertolong beberapa sentimen positif. Mulai dari melonjaknya harga komoditas yang berpengaruh ke pembiayaan alat berat, serta diskon pajak mobil baru yang nyata membawa perbaikan aset outstanding pembiayaan buat mayoritas pelaku industri.

Berikut beberapa momen yang menghiasi perjalanan kedua industri di sepanjang 2021:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini