Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perbankan sepanjang tahun ini menjadi sektor yang paling sering melakukan aksi penambahan modal melalui skema rights issue.
Berdasarkan laporan statistik pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total ada 44 aksi rights issue dari berbagai emiten dengan nilai emisi mencapai Rp192,47 triliun sampai dengan pekan ketiga Desember 2021.
Dari jumlah itu, sebanyak 19 aksi rights issue berasal dari emiten perbankan dengan nilai emisi mencapai Rp141,84 triliun. Artinya, emiten perbankan mendominasi aksi penambahan modal dengan porsi 73,69 persen.
Ada sejumlah alasan mengapa bank melakukan rights issue. Bagi bank-bank besar, aksi tambah modal dilakukan untuk memperluas ekspansi bisnis. Sementara bagi bank mini, hasil rights issue ditujukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum dari OJK.
Kewajiban pemenuhan aturan modal inti tersebut diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang telah diterbitkan sejak Maret 2020.
Berdasarkan data Bisnis Indonesia Resource Center (BIRC), tercatat 30 bank dengan modal inti kurang dari Rp3 triliun berdasarkan laporan September 2021. Dari jumlah bank itu, beberapa di antaranya telah menggalang dana lewat rights issue.
Selain menambah modal, beberapa entitas bank lainnya memilih mengundang investor baru sebagai pemilik saham bank untuk berkolaborasi dan mengembangkan layanan digital.
Sepanjang tahun ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi emiten dengan nilai emisi terbesar, yakni Rp95,92 triliun. Bursa Efek Indonesia bahkan menyebut nilai emisi ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Aksi rights issue tersebut dilakukan BBRI pada 30 Agustus 2021 dalam rangka pembentukan holding ultramikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani.
Di peringkat kedua ada PT Bank Permata Tbk. (BNLI) yang membukukan nilai emisi sebesar Rp10,96 triliun. Aksi penambahan modal itu berlangsung efektif pada 30 Juni 2021.
Perseroan menetapkan jumlah saham yang diterbitkan dalam aksi penawaran umum terbatas IX dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sejumlah 8.138.620.315 lembar saham baru dengan harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp1.347 setiap satu saham.
Di posisi ketiga ada PT Bank Jago Tbk. yang membukukan nilai emisi dari right issue sebesar Rp7,050 triliun. Aksi tersebut berlangsung pada 24 Februari 2021.
Pada PUT II Bank Jago mengantongi dana sebesar Rp7,05 triliun, setelah dikurangi biaya emisi dan lain lainya yang dikeluarkan perseroan untuk aksi itu sebesar Rp16,6 miliar, maka hasil bersih PUT II ARTO sebesar Rp7,03 triliun.
Berikut 10 daftar emiten bank dengan nilai emisi tertinggi sepanjang 2021:
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI): Rp95,92 triliun
2. PT Bank Permata Tbk. (BNLI): Rp10,96 triliun
3. PT Bank Jago Tbk: Rp7,05 triliun
4. PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP): Rp7,04 triliun
5. PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP): Rp4,52 triliun
6. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB): Rp2,50 triliun
7. PT Bank Mayapada International Tbk. (MAYA): Rp1,99 triliun
8. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS): Rp1,80 triliun
9. PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC): Rp1,50 triliun
10. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA): Rp1,42 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel