Perikanan Indonesia Perkuat Lini Pengolahan dan Perdagangan Ikan

Bisnis.com,30 Des 2021, 07:42 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Rajungan hasil tangkapan nelayan di Desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/4/2020). ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perikanan Indonesia (Persero) bersiap lari kencang pada 2022 usai resmi merger dengan PT Perikanan Nusantara (Persero).

PT Perindo bakal mengokohkan lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan atau fish processing and trading sebagai tumpuan bisnis utama perseroan ke depan.

Dengan adanya merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan akan dikokohkan sebagai kontribusi utama bisnis perikanan. Pasalnya, sebelum merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan PT Perikanan Indonesia (Persero) masih kurang optimal karena penopang pendapatan sebelum merger adalah lini bisnis kepelabuhanan.

“Ke depan, bisnis BUMN perikanan harus kembali ke marwahnya yaitu berbisnis ikan. Oleh karena itu, pengolahan dan perdagangan akan kami genjot,” katanya di Benoa, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (29/12/2021).

Adapun alur pengolahan ikan akan dimulai dari penangkapan ikan baik penangkapan dari kapal PT Perindo hingga mitra nelayan dan mitra pemilik kapal. 

Selanjutnya hasil tangkapan ikan akan diolah di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dengan antara lain proses ABF (Air Blast Freezer) serta proses lainnya untuk mendapatkan nilai lebih sebelum disimpan di cold storage untuk selanjutnya diperdagangkan. 

Dengan memperkuat lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan, upaya ini sekaligus akan meningkatkan peran perseroan dalam meningkatkan kapasitas nelayan.

Mitra nelayan PT Perindo hingga 2021 tercatat sebanyak 1.400 nelayan. Perseroan menargetkan jumlah mitta nelayan akan tumbuh 10 kali lipat dalam 5 tahun ke depan.

Selama ini, hasil tangkapan ikan PT Perindo maupun serapan dari nelayan sudah diperdagangkan dalam negeri dan luar negeri.

Sepanjang 2021, PT Perikanan Indonesia (Persero) telah melakukan ekspor Ikan kembung sebanyak  150 ton ke Thailand, whole steam octopus (gurita utuh kukus) sebesar 132 ton ke Amerika Serikat, gurita 30 ton ke Jepang, dan 25 ton ikan black marlin ke Filipina.

Sementara itu, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi sebagai calon ketua Holding Pangan meminta PT Perindo untuk memperkuat pasar ekspor dan mendukung inklusivitas nelayan di seluruh Indonesia.

Adapun PT RNI akan mendukung dengan memperkuat sourcing di hulu dan memuluskan jalan ekspor yang akan disinergikan dengan PT PPI (Persero). 

“Kita terus melihat peluang yang akan kita kerjakan bersama dengan anggota BUMN Klaster Pangan untuk mengembalikan kejayaan PT Perikanan Indonesia,” ujarnya di Benoa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini