Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan kinerja perbankan Tanah Air tetap stabil di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu indikatornya, dari sisi profitabilitas laba perbankan per November 2021 melonjak 34,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi senilai Rp131,2 triliun.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan dengan fundamental industri yang kuat dan berbagai bauran kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perbankan Indonesia tetap stabil.
"Dari sisi permodalan, perbankan nasional memiliki modal kuat dengan rasio 25,6 persen per November 2021,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (28/12/2021).
Dia memperkirakan kondisi sistem perbankan juga akan tetap terjaga pada 2022. Menurut perkiraan LPS, pertumbuhan kredit dapat mencapai 5,1–8,9 persen YoY seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi.
“Pertumbuhan DPK diperkirakan berada di kisaran 8,5–9,4 persen YoY. Bank Indonesia pun memperkirakan kredit dapat tumbuh 6,0–8,0 persen dan DPK dapat tumbuh 7,0–9,0 persen pada tahun 2022. OJK juga optimis pertumbuhan kredit perbankan pada 2022 akan lebih tinggi dari 2021,” tambahnya.
Lebih lanjut, LPS pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran angka 4,6–5,2 persen YoY pada 2022 dan 4,7–5,3 persen YoY pada 2023.
Berbagai lembaga internasional seperti IMF, World Bank, OECD, dan ADB ga memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,6 persen YoY atau lebih pada tahun depan.
Namun demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mengantisipasi berbagai faktor ketidakpastian. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah adanya mutasi varian baru virus Covid-19 serta dinamika perekonomian di negara-negara maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel