Tahun Macan Air, Produksi Keramik Diproyeksi Tumbuh 15 Persen

Bisnis.com,02 Jan 2022, 08:53 WIB
Penulis: Reni Lestari
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menargetkan pertumbuhan produksi keramik sebesar 15 persen pada 2022 menjadi 460 juta hingga 470 juta m2.

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan produksi 2021 mengalami pertumbuhan sekitar 35 persen menjadi 400 juta hingga 410 juta m2 dari angka 2020 yang berkisar 304 juta m2.

"Target 2022 sekitar 15 persen dari angka 410 juta m2 ke 460 juta higga 470 juta m2," kata Edy kepada Bisnis, Jumat (31/12/2021).

Adapun, rata-rata utilisasi kapasitas produksi sepanjang tahun lalu telah pulih ke angka 75 persen. Edy mengatakan angka utilisasi tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015.

Hal itu salah satunya ditopang oleh kebijakan harga gas bumi tertentu US$6 per MMbTU yang salah satunya dinikmati oleh industri keramik. Edy menyebut daya saing dan optimisme industri keramik domestik menjadi terangkat sehingga terjadi perluasan kapasitas produksi.

Terdapat penambahan kapasitas produksi sekitar 13 juta m2 dari kapasitas terpasang 538 juta m2 per tahun menjadi sekitar 551 juta m2 per tahun. Pada 2022 pihaknya menargetkan tingkat utilisasi dapat kembali naik ke angka 85 persen.

"Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 dan target pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5 persen sampai 5,2 persen pada 2022," ujarnya.

Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kapasitas produksi terpakai atau utilisasi industri pada triwulan III/2021 sebesar 73,30 persen, turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 75,33 persen. Meski demikian, utilisasi pada kuartal III/2021 masih lebih tinggi dari periode yang salam 2020 yakni 71,77 persen.

Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia kuartal IV/2021 diperkirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi sebesar 51,75 persen dari triwulan sebelumnya 48,75 persen.

Peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, tertinggi pada subsektor kertas dan barang cetakan (54,17 persen, diikuti subsektor semen dan barang galian non-logam (53,48 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini