Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melihat laju permintaan kredit sindikasi bakal bertumbuh pada 2022 melalui beberapa sektor potensial.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan bahwa sampai dengan kuartal IV/2021 masih ada proyek sindikasi, yang sebelumnya tertunda akibat Covid-19, mulai kembali menggeliat.
Menurut Rudi, hal itu menjadi tanda bahwa percepatan pemulihan ekonomi telah menunjukkan tren positif dan diharapkan akan terus membaik pada tahun 2022.
“Di samping itu, melihat tren tersebut kami optimis permintaan kredit sindikasi masih memiliki ruang pertumbuhan di tahun 2022,” ujar Rudi kepada Bisnis, Minggu (2/1/2022).
Dia menilai bahwa terbukanya ruang pertumbuhan bagi penyaluran kredit sindikasi sejalan dengan meningkatnya kepercayaan, serta keterlibatan Bank Mandiri ke dalam proyek-proyek yang diluncurkan ke pasar sindikasi Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, beberapa sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk meningkat antara lain telekomunikasi, fast-moving consumer goods (FMCG), logistik, infrastruktur dan beberapa sektor unggulan lainnya.
“Di samping itu, faktor pendorong mulai ramainya sindikasi ini dikarenakan kebutuhan financing debitur yang mulai meningkat dikarenakan kebutuhan operasional yang sudah mulai berjalan,” kata Rudi.
Sebagai informasi, Bank Mandiri tercatat menempati posisi puncak daftar Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2021 untuk kategori Mandated Lead Arranger (MLA) dan Bookrunner.
Arranger merupakan pihak yang mengatur dalam pembentukan sindikasi. Adapun, bookrunner adalah pihak yang mengajak bank-bank lain untuk turut serta dalam pembiayaan sindikasi.
Berdasarkan data Bloomberg pada 30 Desember 2021, Bank Mandiri menjadi MLA terbaik lewat keberhasilannya mengelola kredit sindikasi dengan nilai total terbesar yakni US$4,42 miliar dari 40 transaksi. Jumlah itu setara 20,39 persen pangsa pasar.
Sementara itu, pada kategori Bookrunner, Bank Mandiri mampu mengelola kredit sindikasi dengan nilai mencapai US$2,77 miliar dari 23 kesepakatan atau setara 21,14 pangsa pasar.
Bloomberg mencatat hingga 30 Desember 2021, total pembiayaan oleh bank dan lembaga keuangan secara sindikasi mencapai sebesar US$21,55 miliar dari total 69 transaksi. Jumlah itu setara Rp306,91 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel