Alokasi KUR 2022 BNI (BBNI) Naik 22,7 Persen jadi Rp38 Triliun

Bisnis.com,05 Jan 2022, 15:38 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Gedung BNI/Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan alokasi dana Kredit Usaha Rakyat atau KUR pada 2022 mencapai Rp38 triliun. Jumlah ini meningkat 22,7 persen dari alokasi tahun lalu, yang sebesar Rp30,95 triliun. 

Peningkatan itu sejalan dengan kenaikan plafon KUR dari pemerintah menjadi Rp373,17 triliun untuk tahun ini, tumbuh 30,9 persen dibandingkan dengan 2021 yang sebesar Rp285 triliun. Penyaluran ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan UMKM perbankan menjadi 30 persen pada 2024. 

"Kami cukup yakin untuk penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik,” ujar Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2022).

Sis Apik menuturkan bahwa alokasi KUR BNI akan dimanfaatan untuk menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM perseroan, yang saat ini sedang mengalami kenaikan permintaan kredit. 

BNI juga bakal memanfaatkan alokasi KUR untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas, khususnya lada 8 klaster unggulan. Upaya ini seturut arahan pemerintah untuk membangun industri UMKM yang kuat melakui strategi klaster. 

"Melalui pedekatan strategi tersebut kami yakin dapat meningkatkan kontribusi dalam mendorong realisasi target pembiayaan kepada UMKM sebesar 30 persen di tahun 2024 sesuai dengan apa yang telah dicanangkan pemerintah," kata Sis Apik. 

Dia menambahkan BNI sebagai  bank internasional memiliki strategi tersendiri dalam pengembangan segmen UMKM. Perseroan akan berfokus mendorong UMKM untuk go productive, go digital, dan go global. 

Sedikitnya ada tiga fokus strategi BNI untuk mendorong UMKM naik ke level internasional. Pertama, memberdayakan UMKM Ekspor serta diaspora. Tidak hanya menggarap pelaku UMKM untuk berekspansi ke luar negeri, BNI juga mendorong pengembangan usaha  warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. 

Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan. Sejalan dengan arahan Kementerian BUMN, perseroan akan fokus dalam menggarap 8 klaster prioritas yakni klaster padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan porang. 

Ketiga adalah membentuk digital value chain. Dengan strategi tersebut, BNI berupaya memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra perseroan dari hulu ke hilir. 

Sis Apik menyatakan upaya BNI untuk mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok agar memastikan pertumbuhan kinerja UMKM bisa lebih berkesinambungan. 

BNI, lanjutnya, juga memiliki program pembinaan dan pengembangan bagi UMKM untuk menjawab semua isu-isu yang dihadapi baik proses kredit, teknologi, maupun pengembangan kapabilitas tata kelola bisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini