Multifinance Bidik Double Digit di Tahun Macan Air, Ada Tren Ganti Mobil Rendah Emisi

Bisnis.com,06 Jan 2022, 17:23 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri pembiayaan (multifinance/leasing) yang bermain di segmen kredit mobil baru masih berani membidik pertumbuhan mencapai double digit pada 2022.

Beberapa pelaku sepakat bahwa salah satu yang bisa menjadi pendorong, yaitu adanya tren upgrade kendaraan, alias fenomena konsumen mengganti mobil lamanya ke tipe mobil yang lebih sesuai dengan kondisi era terkini.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF), Ristiawan Suherman melihat bahwa kebijakan pajak bawang mewah (PPnBM) berbasis emisi yang sudah berlaku sejak akhir 2021, menjadi salah satu pendorong minat konsumen mengganti kendaraan.

"Kesadaran masyarakat terkait environmental-friendly di dunia otomotif akan tumbuh, dan kami menyambut positif kebijakan ini. Karena di negara maju, mobil yang lebih rendah emisi dan hemat bahan bakar itu sudah mendominasi. Indonesia pun lambat laun akan mengalami peralihan, dan mungkin dimulai sejak 2022," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/1/2022).

Pria yang akrab disapa Aris ini membidik momentum kredit mobil baru secara umum bakal membawa pembiayaan baru (booking) CNAF tumbuh 20 persen (year-on-year/yoy) pada akhir 2022 nanti, atau di kisaran Rp4,8 triliun.

Adapun, terkhusus mobil berbasis listrik, CNAF bakal mulai mencoba lebih gencar melakukan kampanye dan promosi, dengan harapan ikut membantu meningkatkan awareness calon konsumen, sekaligus membawa mereka tertarik menjadi debitur CNAF.

"Buat CNAF, peminat mobil listrik itu biasanya terpisah dari market biasa. Kebanyakan sudah lebih matang, dan bukan mobil pertama. Makanya, kami berani memberikan DP [uang muka] nol persen. CNAF punya rencana kerja sama dengan beberapa APM [agen pemegang merek] produsen mobil listrik, dengan harapan CNAF bisa jadi layanan pembiayaan top-of-mind buat para konsumen mereka," tambahnya.

Adapun, tren ini juga membawa optimisme bagi perusahaan pembiayaan yang didominasi kredit mobil bekas sekaliber PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN).

Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo mengungkap setelah berhasil mencapai booking Rp3,6 triliun sepanjang 2021, pihaknya mulai membidik pertumbuhan portofolio mobil baru dan bekas secara bersamaan bisa mendongkrak booking CFIN tembus Rp6 triliun di akhir 2022.

"Pasar otomotif di 2022 ini kami optimis akan bagus karena banyak tipe baru, yang bahkan diwarnai major change, yang kami lihat akan menstimulus pasar. Selain itu, sudah 2 tahun ke belakang ini banyak juga perusahaan dan perorangan yang masih menunda pergantian kendaraan atau menunda kredit investasi menambah aset," ujarnya kepada Bisnis.

Sedikit berbeda, Direktur Utama PT BCA Finance, Roni Haslim sepakat bahwa kebanyakan konsumen akan mulai mengganti mobil ke tipe yang lebih canggih, yang notabene menjadi angin segar buat industri multifinance.

Namun, Roni masih belum yakin pilihan utama masyarakat akan tertuju ke kendaraan berbasis listrik, apalagi full elektrik dengan baterai. Inilah alasan BCA Finance masih fokus mengakomodasi mobil dengan mesin bakar konvensional, tetapi dengan teknologi yang bisa membawa unit tersebut lebih hemat bahan bakar.

"Kami optimistis penjualan mobil baru akan meningkat, didorong beberapa model terbaru dari produsen, dan secara bersamaan keyakinan masyarakat untuk beli mobil juga sudah mulai pulih. Buktinya, booking sepanjang 2021 kami tembus Rp24,4 triliun, lebih tinggi dari target Rp23 triliun. Tahun ini target booking kami menyentuh Rp28 triliun," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini