Investor Korsel Tertarik Investasi Rp100 Miliar di Klaten

Bisnis.com,10 Jan 2022, 11:18 WIB
Penulis: Ponco Suseno
Ilustrasi. Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan. Investor Korsel tertarik investasi pabrik alat kesehatan di Klaten./Antara-Hafidz Mubarak A.

Bisnis.com, KLATEN — Investor dari Korea Selatan (Korsel) dan Hong Kong tertarik mendirikan pabrik di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten. Investor tersebut ingin mendirikan pabrik di bidang alat kesehatan (alkes) dan garmen.

“Banyak yang tertarik berinvestasi di sini. Soalnya, harga lahan di sini relatif murah [bagi investor]. Lokasi di sini lumayan strategis karena dekat dengan jalan besar [Jl. Pedan-Juwiring],” kata Kepala Desa (Kades) Troketon, Sunaryo, kepada (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/Solopos.com), Minggu (9/1/2022).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Klaten, Agus Suprapto, mengatakan terdapat salah seorang investor asal Korsel tertarik berinvestasi dengan membangun pabrik alat kesehatan di daerah Troketon. Total investasi dari pembangunan pabrik itu ditaksir senilai Rp100 miliar.

“Dipilihnya Troketon mungkin karena lokasi strategis dan harga tanah dinilai murah. Kami berharap, adanya pabrik alat kesehatan itu juga dapat menyerap tenaga kerja di Klaten di waktu mendatang,” katanya.

Sunaryo berharap keberadaan pabrik tersebut dapat menyerap tenaga kerja di Desa Troketon. “Pabrik alkes itu bisa jadi buruh banyak tenaga kerja. Cuma, tenaga yang dibutuhkan harus memiliki kemampuan atau skill khusus. Di luar itu, masih ada pabrik garmen yang akan dibangun di desa kami. Semoga, dengan banyaknya pabrik yang berdiri dapat menyerap tenaga kerja di sini. Sehingga angka pengangguran bisa menurun drastis,” katanya.

Banyaknya investor asing yang melirik Troketon untuk dibangun pabrik menjadikan harga lahan/perkarangan di desa setempat meroket tajam dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut diharapkan menjadi berkah tersendiri bagi warga di Troketon.

“Harga tanah perkarangan di sini sudah mulai naik tajam, dari Rp200.000 menjadi Rp750.000 per meter persegi. Itu masih bisa naik lagi ke depannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini