Bisnis.com, JAKARTA -- Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) optimistis bisnis gadai masih dapat bertumbuh, meski masih lesu sepanjang tahun lalu.
Sekretaris PPGI Holilur Rohman mengatakan, bisnis gadai relatif stagnan sepanjang tahun lalu karena kondisi perekonomian yang belum pulih sepenuhnya. Masih tertekannya harga emas membuat pertumbuhan bisnis gadai melambat.
"Kalau harga emas tidak goyang, maka tumbuhnya tidak terlalu besar, bahkan stagnan atau turun," ujar Holil kepada Bisnis, dikutip Senin (10/1/2022).
Di sisi lain, kondisi pandemi Covid-19 juga membuat kebutuhan terhadap barang elektronik, seperti gadget meningkat. Menurut Holil, kondisi tersebut membuat orang enggan menggadaikan barang elektroniknya untuk memperoleh pinjaman.
"[Gadai] gadget ini masih stuck juga karena pandemi ini aktivitas orang-orang membutuhkan gadget di segala bidang. Jadi tidak ada yang diupayakan untuk dimonetisasi. Sedangkan gadai swasta itu rata-rata melakukan aktivitas [penyaluran pinjaman] dengan menerima barang jaminan elektronik," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, barang jaminan lain, seperti kendaraan bermotor, harganya juga masih stagnan. Kondisi ini cukup berat dirasakan oleh para pelaku usaha gadai.
"Teman-teman ini bertahan saja sudah bagus, tidak rugi sudah bagus," imbuhnya.
Namun demikian, dia optimistis bisnis gadai masih prospektif ke depan seiring masih banyaknya potensi pasar yang bisa digali. Dia mengibaratkan, selama masyarakat memiliki gadget, yang merupakan barang jaminan terbanyak di Indonesia, potensi bisnis gadai untuk tumbuh masih besar.
Selain itu, barang jaminan gadai memiliki banyak varian yang masih bisa digali oleh para pelaku usaha gadai. Untuk hal ini, kata Holil, PPGI senantiasa menyarankan kepada para anggotanya untuk terus menambah pengetahuannya mengenai barang jaminan.
"Kami asosiasi menyarankan mereka untuk selalu profesional, menambah pengetahuan tentang barang jaminan, cara menaksirnya, manajemen risikonya, pelatihan-pelatihan, seperti administrasi pembukuan, aplikasinya, manajemen IT-nya. Itu harus ditata lebih bagus," katanya.
Berdasarkan data OJK per Oktober 2021, aset industri pergadaian yang terdiri atas 112 pergadaian swasta dan 1 pergadaian pemerintah tercatat mencapai Rp66,94 triliun. Aset terbesar berasal dari pergadaian pemerintah, yakni PT Pegadaian, yang mencapai Rp65,87 triliun.
Sementara itu, industri gadai membukukan penyaluran pembiayaan dan pinjaman sampai dengan Oktober 2021 mencapai Rp53,6 triliun. Realisasi ini turun sekitar 7 persen year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel