Bahlil Sebut Ada 2 Permasalahan Utama Ekonomi Indonesia, Apa Saja?

Bisnis.com,10 Jan 2022, 15:54 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan pers terkait pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Hak Guna Usaha (HGU), dan Hak Guna Bangunan (HGB) terhadap sejumlah perusahaan di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (7/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan saat ini terdapat dua permasalahan utama dalam ekonomi di Indonesia yaitu lapangan pekerjaan dan harga pokok.

Menurutnya, bangsa Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan lapangan pekerjaan sektor pemerintah saja, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/Polri atau perusahaan BUMN.

Oleh sebab itu, perlu dibantu oleh sektor swasta yang bermuara pada investasi. Investasi harus didorong untuk penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas.

“Penciptaan lapangan pekerjaan bisa didorong oleh sektor swasta. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja pemerintah memberikan kemudahan perizinan pada sektor swasta,” kata Bahlil dikutip melalui rilis di laman BPKM, Senin (10/1/2022).

Dia melanjutkan, pemerintah juga menerapkan strategi lain, seperti mendorong anak muda untuk menjadi pengusaha agar menciptakan lapangan pekerjaan.

“Terakhir, kami mendorong investor dalam dan luar negeri agar segera mengeksekusi rencana investasinya karena itu akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan,” katanya.

Dari sisi investasi, Bahlil menyatakan bahwa persepsi global terhadap Indonesia pada 2021 sudah membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2021 cenderung naik.

Menanggapi hal tersebut, dia menegaskan pemerintah harus menjaganya dengan menetapkan strategi menjaga stabilitas manajemen Covid-19, stabilitas politik dan membangun persepsi positif dari rakyat Indonesia.

Dia pun mengomentari hasil survei mengenai perpanjangan masa pemerintahan Jokowi hingga 2027, Bahlil menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan beberapa diskusi yang dilakukannya dengan dunia usaha.

“Rata-rata mereka [pengusaha] berpikir, bagaimana proses demokrasi dalam konteks peralihan kepemimpinan jika ada ruang dapat diundur? Alasannya para pengusaha baru menghadapi persoalan pendemi Covid-19 dan saat ini perlahan bangkit. Jika harus menghadapi persoalan politik dalam waktu dekat akan memberatkan,” ujarnya.

Menutup tanggapannya atas hasil survei, Bahlil melihat bangsa Indonesia perlu memutuskan persoalan mana yang menjadi prioritasnya. Apakah itu persoalan menyelesaikan pandemi, pemulihan ekonomi atau memilih kepemimpinan baru lewat pemilu.

Bahlil juga optimis pertumbuhan ekonomi akan semakin baik dan target investasi pada 2021 sejumlah Rp900 triliun akan tercapai, disusul dengan rencana pencapaian target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini