Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. pada akan memperkuat dana pihak ketiga (DPK) dengan fokus menghimpun dana murah atau current account and saving account (CASA) sepanjang tahun ini.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menyatakan upaya itu dilakukan sejalan dengan target perseroan yang juga akan menyasar pertumbuhan penyaluran kredit berisiko rendah pada 2022.
“Rasio CASA kami, yang sebelumnya sekitar 40 persen kini menjadi 60 persen, akan kami naikkan lagi menjadi 65 persen. Untuk rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing akan terus kami pertahankan,” ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Permana menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan Bank Muamalat sepanjang tahun ini diharapkan tumbuh 15 persen hingga 20 persen. Target pembiayaan itu akan difokuskan untuk membidik pasar muslim di Tanah Air.
Target peningkatan itu seturut dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Muamalat yang semakin kuat. Perseroan mengklaim CAR akan tembus ke level 30 persen apabila sederet aksi korporasi telah rampung.
Sebagaimana diketahui, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), sebagai pemegang saham mayoritas Bank Muamalat akan menginjeksi dana senilai Rp3 triliun. sebanyak Rp1 triliun akan dikucurkan melalui rights issue, sementara Rp2 triliun melalui sukuk subordinasi.
Achmad menuturkan bahwa dengan modal sebesar itu, Bank Muamalat juga akan menyalurkan dana ke sejumlah instrumen syariah, yang dapat memberikan keuntungan bagi perseroan.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana BPKH, Anggito Abimanyu menuturkan investasi yang dilakukan pihaknya ke Bank Muamalat merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
Menurutnya, melalui kepemilikan Bank Muamalat, BPKH dapat menjangkau dan melayani lebih banyak calon jemaah haji. Di sisi lain, perseroan juga memiliki jaringan yang kuat di sektor perhajian, umrah, pembiayaan UMKM, serta pasar konsumen muslim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel