Bisnis.com, JAKARTA – Sederet bank yang masuk dalam klasifikasi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 1 berencana melaksanakan Penawaran Umum Terbatas atau rights issue pada 2022, untuk memenuhi kewajiban modal inti Rp3 triliun sampai akhir tahun.
PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) dan PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) menjadi dua entitas bank yang telah menyatakan diri untuk melakukan aksi tambah modal pada tahun ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (12/1/2022), manajemen menyatakan bahwa perseroan telah menyampaikan rencana rights issue senilai Rp500 miliar kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Aksi tersebut akan dilaksanakan pada kuartal IV/2022.
“Di dalam Rencana Bisnis Bank [RBB] yang disampaikan kepada OJK, perseroan telah menyampaikan rencana rights issue Rp500 miliar di triwulan ke-44 tahun 2022, untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun,” tulis manajemen Bank Oke.
Terkait hal tersebut, manajemen DNAR mengatakan langkah penambahan modal itu sejalan dengan komitmen APRO Financial Co., Ltd. yang telah disampaikan kepada OJK pada 2018. Dengan adanya rencana itu, modal inti perseroan diproyeksikan tembus Rp3 triliun tahun ini.
Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah beberapa waktu lalu mengatakan perseroan sudah melakukan dua kali rights issue dan APRO selalu menjadi pembeli siaga dalam aksi ini. “Dan untuk tahun ini kalau diminta oleh OJK, APRO juga siap jadi pembeli siaga,” ujarnya.
Sementara itu, untuk mempertahankan kewajiban modal inti, Bank Oke akan memperkuat aset, meningkatkan manajemen risiko, dan meningkatkan profit. Sejumlah strategi lain juga telah disiapkan oleh perseroan.
Beberapa strategi yang bakal ditempuh, di antaranya melakukan ekspansi bisnis dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, mengembangkan internet banking, dan mobile banking, fokus pada kegiatan marketing juga branding, serta bekerja sama dengan perusahaan lain.
Di sisi lain, Bank IBK berencana menerbitkan 10.928.961.749 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV.
“Dengan dilaksanakannya penambahan modal melalui PUT IV dalam jumlah sebanyak-banyaknya 10.928.961.749 saham, maka saham yang dikeluarkan perseroan sebelum PUT IV dapat terdilusi paling banyak 37,78 persen,” tulis direksi perseroan.
Adapun dana yang diperoleh dari penambahan modal tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja Bank IBK, sehingga struktur permodalan Bank IBK akan menjadi lebih baik dan perseroan akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya.
Selain itu, manajemen menuturkan bahwa dengan permodalan yang kuat, perseroan dapat menyalurkan kredit lebih leluasa karena Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) lebih tinggi. Hal ini diharapkan mampu menggenjot pertumbuhan dan meningkatkan profit Bank Oke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel