Target Investasi Rp1.200 Triliun, Bahlil: Tergantung Stabilitas Politik dan Penanganan Covid-19

Bisnis.com,14 Jan 2022, 08:55 WIB
Penulis: Dany Saputra
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan pers terkait pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Hak Guna Usaha (HGU), dan Hak Guna Bangunan (HGB) terhadap sejumlah perusahaan di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (7/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM ) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pencapaian target realisasi investasi 2022 senilai Rp1.200 triliun tergantung dengan stabilitas politik dan masalah kesehatan atau pandemi Covid-19.

“Fokus saya, 2022 adalah [target investasi] Rp1.200 triliun. Itulah makanya saya bilang ngeri-ngeri sedap. [Capaian target] tergantung stabilitas politik dan kesehatan kita,” jelasnya pada acara talkshow Dua Sisi di stasiun televisi tvOne, Kamis (13/1/2022).

Menurutnya, faktor stabilitas politik menjadi alasan mengapa dunia usaha menyalurkan aspirasi pengunduran Pemilihan Umum (Pemilu) dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu pun sempat disampaikannya pada saat menanggapi temuan survei Indikator Politik, Minggu (9/1/2022).

Kendati mendapatkan banyak reaksi kontra, Bahlil mengaku bahwa dunia usaha khawatir adanya gangguan stabilitas pada tahun politik yang bisa menghambat pemulihan ekonomi.

Dia menjelaskan bahwa ketika masuk tahun politik, kegiatan ekonomi, termasuk investasi di Indonesia cenderung untuk wait and see.

Untuk itu, Bahlil yakin target investasi Rp1,2 kuadriliun bisa tercapai jika stabilitas politik dan penanganan pandemi Covid-19 bisa berjalan dengan baik.

“Kalau kemudian pandemi Covid-19 [di Indonesia] tidak bisa dikendalikan, atau ada persoalan politik yang tidak menyejukkan, itu kami harapkan tidak terjadi. Mungkin itulah salah satu bagian yang diinginkan oleh pengusaha untuk tolong dipertimbangkan agar ada kemungkinan menghindari hal-hal itu,” tuturnya.

Mantan ketua HIPMI itu lalu menegaskan bahwa dirinya hanya menyampaikan apa yang diklaimnya sebagai aspirasi dunia usaha. Dia menilai wajar aspirasi dari dunia usaha, dan kapasitasnya sebagai Menteri Investasi untuk menyampaikannya.

“Pada saat saya menyampaikan aspirasi dari teman-teman dunia usaha itu, ada dua narasinya. Kalau ada celah [ruang kemungkinan pengunduran pemilu], tolong dipertimbangkan untuk dipelajari. tapi, kalau tidak, ya jangan dipaksa. Saya melihatnya kok ini seolah-olah ada pemaksaan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lili Sunardi
Terkini