Polemik Nama Ibu Kota Negara: Nusantara

Bisnis.com,18 Jan 2022, 05:35 WIB
Penulis: Dany Saputra dan Rahmad Fauzan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa (kiri) bersama Anggota DPR fraksi Demokrat Hinca Panjaitan (kanan) bersiap mengikuti rapat panitia kerja dengan Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/1/2022)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri PPN/Bappenas Suharso mengungkap, bahwa nama Nusantara dipilih dari 80 nama lain yang dibahas oleh pemerintah, ahli bahasa, serta ahli sejarah. Namun, pada akhirnya, nama Nusantara yang dipilih untuk diajukan ke DPR.

"Misalnya Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, Pertiwi Pura, Warna Pura, Cakrawala Pura, Kertanegara. Ada sekitar 80-an lebih tetapi kemudian akhirnya dipilih kata Nusantara tanpa kata Jaya," jelasnya sebelum rapat diskors.

Sebelum diketok palu oleh pimpinan rapat, sejumlah anggota pansus dari berbagai fraksi turut memberikan pandangannya terhadap nama usulan Presiden Jokowi tersebut. Mayoritas berpandangan pemerintah perlu menjelaskan lebih dalam terkait dengan makna serta alasan pemilihan nama Nusantara.

Anggota pansus dari Fraksi PKS Ecy Awal Muharam dan DPD RI Agustin Teras Narang mengkritik usulan tersebut, kendati akhirnya disetujui secara substantif oleh forum rapat. Setelah ini, pemerintah diminta untuk menyediakan penjelasan lebih dalam terkait dengan nama yang diusulkan.

"Kita serahkan ini ke pemerintah karena inisiatif pemerintah. Kita semua minta penjelasan tentang Nusantara. Lalu, secara semantik, secara bahasa, harus tepat. Rasa-rasanya Ibu Kota Negara Nusantara itu multitafsir. Jadi, rasanya nama negara berubah jadi Nusantara. Ini tugas pemerintah undang ahli bahasa. Jadinya, IKN yang bernama Nusantara."

"Ini selanjutnya disebut nusantara saja [bukan IKN Nusantara]. Kalau digabung, itu multitafsir," kata Ketua Pansus RUU IKN Ahmad Doli Kurnia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini