Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 3,5 persen pada bulan ini.
Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
BI pun mengumumkan akan mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter atau tapering dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan mulai 1 Maret 2022.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga acuan pada akhir semester I/2022.
Hal ini sejalan dengan langkah the Fed yang telah memberi sinyal arah kebijakan moneter dovish ke strategi hawkish pada tahun ini, di tengah tekanan inflasi yang meningkat.
Diperkirakan, the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) pada kuartal pertama tahun 2022. Dengan demikian, dia memandang kebutuhan BI untuk menjaga stabilitas ke depan menjadi semakin vital.
Menurut Faisal, BI perlu menjaga arah kebijakan moneter yang pro-stabilitas, juga didorong oleh faktor domestik, yaitu penguatan laju inflasi, potensi neraca transaksi berjalan kembali mencatatkan defisit, dan peningkatan pertumbuhan kredit di tengah percepatan pemulihan ekonomi pada 2022.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan BI akan menaikkan BI7DRR tiga kali dengan total 75 basis poin menjadi 4,25 persen pada 2022, kemungkinan besar akan terjadi pertama kali pada akhir semester I/2022,’ katanya, Kamis (20/1/2022).
Sementara itu, Faisal memperkirakan BI akan melanjutkan langkah-langkah kebijakan makroprudensial yang tetap akomodatif pada 2022 untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel