Bos Muamalat Ungkap Hikmah dari Masalah Bisnis di Masa Lalu

Bisnis.com,20 Jan 2022, 13:15 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Pengendara melintas di depan logo Bank Muamalat di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., Achmad K. Permana mengungkapkan adanya sisi positif maupun negatif pada pertumbuhan bisnis perseroan, sebelumnya masuknya BPKH ke dalam bank syariah pertama di Indonesia.

Permana menyatakan, pelajaran Bank Muamalat di masa lalu semakin mempertegas bahwa pertumbuhan bisnis industri perbankan syariah ke depan harus lebih fokus.

“Ada lesson learned dari yang sebelumnya, sehingga dalam periode yang cukup lama Bank Muamalat cukup struggling untuk mempertahankan performance,” kata Permana dalam seminar yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (20/1/2022).

Bos Muamalat itu menyebut ada 4 sisi negatif dari bisnis Bank Muamalat terdahulu. Pertama, kurangnya infrastruktur risiko atau risk infrastructure. Permana melihat, hal yang paling lemah dari Bank Muamalat ialah dari sisi risk infrastructure.

“Menurut kami, risk infrastructure Bank Muamalat ala kadarnya, kenapa itu bisa terjadi? Karena faktanya Bank Muamalat tidak punya induk, kalau di bank syariah lain dia tinggal mengkopi. Risk infrastructure [Bank Muamalat] ada, tetapi tidak sebagus bank syariah lain,” jelasnya.

Kedua, Bank Muamalat tidak terfokus pada bisnis tertentu. “Jadi, sangat diversified business focus, mulai dari mikro sampai korporasi dilayani,” imbuhnya.

Ketiga, tidak memiliki modal yang cukup. Hal ini diakui Permana ketika Bank Muamalat mengalami pembiayaan permasalahan, perseroan tidak bisa segera menyelesaikan. Keempat, Bank Muamalat kurang bersinergi.

Kendati demikian, Permana mengungkapkan dari periode tersebut, Bank Muamalat turut memetik tiga buah positif.

Pertama, Bank Muamalat memiliki customer yang loyal. Kedua, memiliki ekuitas brand yang kuat atau strong brand equity. Ketiga, Bank Muamalat memiliki peluang pasar di industri syariah yang sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini