Akuisisi Microsoft Jadi Ujian untuk RUU Antimonopoli Biden

Bisnis.com,20 Jan 2022, 22:55 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Logo Microsoft/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Rancangan Undang-undang (RUU) antimonopoli dari kubu Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadapi pertentangan dari perusahaan teknologi, salah satunya Microsoft.

Namun, pengawas persaingan usaha semakin menyoroti mereka setelah perusahaan milik miliarder Bill Gates baru saja menyelesaikan kesepakatan dengan perusahaan game besar.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (19/1/2022), akuisisi yang dilakukan raksasa Microsoft Corp., dengan perusahaan video game asal California Activision Blizzard Inc., senilai US$69 miliar. Berkongsinya kedua platform gim ini akan langsung berdampak ke konsumen dan meningkatkan kemarahan di antara sejumlah pesaing raksasa teknologi lainnya.

Namun, pengawasan ke perusahaan dengan valuasi pasar US$2,3 triliun ini tidak seketat dibandingkan dengan induk Google, Alphabet Inc., atau Facebook milik Meta Platforms Inc. Facebook kini bahkan sudah berada di garis bidik penegak antimonopoli di Kementerian Kehakiman dan Komisi Perdagangan Federal (FTC).

Namun, belum ada kejelasan apakah regulator pengawas perdagangan akan melakukan penilaian terhadap merger yang dilakukan Microsoft - Activision. Menanggapi hal ini, baik Microsoft maupun Activision telah menyatakan bahwa mereka siap untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap kesepakatan secara umum.

Keduanya mengumumkan pada Selasa bahwa akan ada upaya gabungan untuk memperkuat evaluasi merger, dengan mengatakan kerangka kerja baru diperlukan untuk memerangi lonjakan transaksi yang berpotensi anti persaingan.

Analis senior Elevation Securities Betty Chan mengatakan dalam catatan bahwa kajian ini akan berfokus pada kombinasi portofolio gim Activision dengan konsol Microsoft dan sistem perangkat keras, ikatan “yang pasti akan diteliti dengan cermat,” oleh regulator. Chan memperkirakan kesepakatan itu memerlukan persetujuan di AS, Uni Eropa, dan China.

Perlu diketahui, Microsoft menguasai berbagai entitas bisnis gim, seperti game konsol Xbox dan sejumlah permainan populer, misalnya waralaba Halo, permainan militer fiksi ilmiah dan Minecraft, permainan bangunan virtual. Perusahaan menyebut dirinya sebagai pemain terbesar ketiga di pasar gim global, setelah Tencent Holdings Ltd., dan Sony Group Corp.

Sementara itu, Biden sudah menyatakan bahwa pengawasan terhadap konsolidasi di antara industri menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Adapun Ketua FTC Lina Khan juga telah mencari celah untuk memecah Big Tech (Alphabet , Amazon, Apple, dan Meta).

Misalnya, FTC telah berusaha untuk menggagalkan Facebook atas akuisisinya ke Instagram dan WhatsApp. Alasannya karena FTC menganggap ini adalah bagian dari rencana Chief Executive Officer (CEO) Mark Zuckerberg untuk menghilangkan kompetitor dengan mencaploknya.

Sementara itu, Kementerian Kehakiman saat ini sedang mengkaji Alphabet terkait dengan praktik pasar iklan digital Google.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini