Rupiah Dibuka Menguat Tipis, Jelang Pengumuman Hasil RDG Bank Indonesia

Bisnis.com,20 Jan 2022, 09:39 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah menguat tipis pada awal perdagangan Kamis (20/1/2022).

Mengutip data Bloomberg, Kamis (20/1/2022) rupiah terpantau menguat 2,5 poin atau hanya 0,02 persen ke Rp14.361 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,01 persen ke 95,51.

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia bervariatif. yen Jepang menguat 0,04 persen, dolar Singapura naik 0,05 persen, yuan China cenderung mendatar, dan won Korea Selatan melemah 0,05 persen pada 9.30 WIB. 

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan untuk perdagangan hari ini rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.340 - Rp14.400 per dolar AS.

Ibrahim menyebutkan indeks dolar AS sempat naik pada Rabu pagi setelah imbal hasil AS naik dan mendorongnya kembali di atas level support yang belum pernah tercapai dalam beberapa bulan terakhir.

“Hal ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan,” jelas Ibrahim dalam riset harian, Rabu (19/1/2022).

Hari ini, pelaku pasar juga akan menunggu hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diselenggarakan pada 19-20 Januari 2022.

Saat ini, investor juga bersiap untuk keputusan kebijakan Federal Reserve AS berikutnya, yang akan dijatuhkan pada 26 Januari 2022. Bank sentral juga diperkirakan akan mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mengekang tingkat inflasi yang terus tinggi.

Dengan Federal Reserve AS yang akan menurunkan keputusan kebijakannya pada pekan berikutnya, investor khawatir tentang langkah hawkish lebih lanjut.

The Fed secara luas juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi dalam 2022. Penguatan dolar AS dapat berlanjut jika investor mulai mengharapkan suku bunga naik tidak hanya lebih cepat tetapi juga lebih jauh.

Di sisi internal, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan anggaran sebesar Rp455,62 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2022. Jumlah anggaran ini turun dari 2021 yang mencapai Rp744,77 triliun dan terealisasi sementara sebanyak Rp658,6 triliun.

Anggaran PEN tersebut akan dialokasikan untuk kesehatan sebanyak Rp122,5 triliun, perlindungan sosial Rp154,8 triliun, dan penguatan ekonomi Rp 178,3 triliun. Sedangkan anggaran untuk kesehatan akan tetap berfokus pada vaksin yang perlu diselesaikan. Selain itu, perawatan rumah sakit pada tahun lalu masih besar akibat dari merebaknya varian Delta.

Selain itu, alokasi kesehatan di PEN ini underbudgeting karena realisasinya yang akan naik apabila terjadi peningkatan kasus. Sementara itu, untuk vaksinasi menurutnya relatif bagus, karena realisasinya yang rendah, karena hibah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini