Sri Mulyani Sebut Tagihan Covid-19 Capai Rp100 Triliun pada 2021

Bisnis.com,21 Jan 2022, 14:43 WIB
Penulis: Dany Saputra
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap memberikan pemaparan dalam konferensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Sebelum kemunculan varian Omicron, dunia terlebih dulu digemparkan oleh varian Delta. Dampak varian Delta yang cukup signifikan dapat terlihat dari besarnya tagihan perawatan dan penanganan pasien positif Covid-19.

Di Indonesia, varian yang pertama kali ditemukan di India tersebut memicu lonjakan kasus Covid-19 dan memberikan pekerjaan besar terhadap sistem penanganan kesehatan di Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa tagihan perawatan pasien Covid-19 akibat varian Delta hampir mendekati Rp100 triliun pada 2021.

"Gara-gara Delta, itu jumlah belanja untuk membayar [perawatan] pasien itu mendekati Rp100 triliun, atau Rp94 triliun," jelas Sri Mulyani pada rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (19/1/2022).

Varian Delta merebak dan memicu lonjakan kasus Covid-19 hingga mencetak rekor berkali-kali. Untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas, pemerintah menerapkan PPKM Darurat dan diubah ke PPKM level 3-4 selama periode Juli-Agustus 2021.

Untuk mendorong kesiapan di sisi kesehatan dan ekonomi masyarakat, pemerintah pun menambah anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang semula berjumlah Rp699,43 triliun, menjadi Rp744,77 triliun. Realisasi anggaran tersebut pada akhir 2021 tidak sampai 90 persen atau hanya Rp658,6 triliun.

Sri Mulyani lalu mengatakan biaya perawatan pasien Covid-19 akibat varian Delta di 2021 pun belum tertagih seluruhnya. Sebagian dari total biaya perawatan sekitar Rp94 triliun akan ditagih di anggaran PEN 2022, yang memiliki pagu sebesar Rp455,62 triliun.

"Ini yang akan tertagihkan di [PEN] tahun 2022, yaitu sekitar Rp23 triliun tagihan [perawatan pasien] di 2021," jelasnya.

Sri Mulyani menjelaskan anggaran perawatan pasien Covid-19 dalam klaster kesehatan PEN memang cenderung under budgeting. Oleh sebab itu, realisasinya hampir selalu tinggi.

Pada 2022, anggaran PEN kluster kesehatan ditetapkan sebesar Rp122,5 triliun. Tetapi, Sri Mulyani mengatakan bahwa anggaran itu disiapkan untuk bisa fleksibel jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 sewaktu-waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini