Harga Gula Tembus Rp14.000, SugarCo: Impor Tak Beri Pengaruh

Bisnis.com,21 Jan 2022, 20:39 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Buruh mengangkat gula rafinasi ke lambung kapal di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan. -Foto ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo mengatakan alokasi impor gula mentah untuk bahan baku gula kristal rafinasi (GKR) dan gula kristal putih (GKP) tidak bakal signifikan untuk menekan harga gula di pasar domestik.

CEO SugarCo Aris Toharisman mengatakan hal itu disebabkan karena harga gula mentah sebagai bahan baku gula untuk industri dan konsumsi relatif mahal di pasar dunia. Aris menuturkan harga gula mentah tembus di posisi 18 cent per poun di pasar internasional awal tahun ini.

“Walaupun ada gula impor, dampak terhadap penurunan harga itu tidak terlalu signifikan. Nanti mungkin sedikit turun pada Maret, kalau tafsiran saya karena Februari ini impor gula mentah sudah mulai masuk,” kata Aris, Jumat (21/1/2022).

Berdasarkan harga internasional saat ini, dia menuturkan, biaya yang sampai di pabrik gula domestik sudah berada di kisaran Rp9.000. Proses produksi berlanjut dari pabrik yang belakangan bakal menambah ongkos di angka Rp1.000 sampai Rp1.200 per kilogram.

“Artinya cost of productionnya itu sekitar Rp10.500 sampai Rp10.600,” tuturnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan per 20 Januari 2022, harga gula mengalami kenaikan mencapai Rp14.000 per kilogram atau naik 6,06 persen jika dibandingkan dengan bulan lalu.

Kemendag mensinyalir kenaikan harga itu disebabkan karena belum dimulainya musim giling tebu pada 2022. Musim giling itu diproyeksikan bakal dimulai pada awal Juni 2022.

Selain itu, kenaikan harga gula yang signifikan itu juga mengindikasikan stok gula di pelaku usaha mulai menurun saat memenuhi permintaan selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru lalu.

Hasil rapat koordinasi terbatas atau Rakortas Tingkat Menteri pada 26 Oktober 2021 menyepakati alokasi impor gula mentah untuk bahan baku gula rafinasi dan konsumsi mencapai 4,37 juta ton pada tahun ini.

Perinciannya, gula kristal rafinasi atau GKR sebanyak 3,48 juta ton dan gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi sebanyak 891,627 ton. Secara keseluruhan kuota impor itu mengalami kenaikan 5 persen dari tahun sebelumnya yang berada di posisi 3,78 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini