Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) percaya bahwa optimalisasi kanal digital buat agen dan mitra bakal membawa kinerja pembiayaan tetap bertumbuh selama 2022.
Direktur Teknologi Informasi MFIN Felix Nugroho menceritakan inilah alasan kenapa pihaknya membangun platform digitalisasi pembiayaan Mantis dan mantis.co.id sebagai super-app, yang bukan cuma ditujukan untuk pelanggan, namun juga buat mitra kerja.
Antara lain, pelaku usaha 'Mitra Mandala' seperti dealer otomotif, toko gadget & elektronik, atau penjual motor bekas. Juga buat Agen Mantis, yaitu perorangan yang berminat ikut menjadi kanal penghubung layanan pembiayaan MFIN.
"Point of service kami di seluruh Indonesia ada 470 titik, terdiri dari 270 cabang dan 200 counter. Tapi upaya digitalisasi lewat Mantis, kami rasanya sudah seperti memiliki puluhan ribu titik layanan. Lewat upaya ini, kami yakin bisa semakin kuat di area rural," ujarnya ketika ditemui selepas diskusi terbatas bersama media, Kamis (20/1/2022).
Felix menjelaskan bahwa sejak Mantis diluncurkan pada pertengahan 2021, mitra dan agen yang bergabung sudah mencapai 30.000 entitas. Sekitar 20.000 lebih ada di Indonesia Timur, disusul Sumatra, kemudian baru Jawa dan Kalimantan.
MFIN juga mendapati fenomena bahwa digitalisasi justru membuat peran kantor cabang lebih efisien dan akhirnya tidak ada yang ditutup selama pandemi lalu. Felix menargetkan ekosistem agen dan mitra bisa menembus 100.000 entitas di akhir tahun ini.
Terkini, MFIN bukan hanya membuat kanal keagenan sebagai perpanjangan tangan penyaluran pembiayaan, namun juga menambahkan fitur agen pulsa dan kanal pembayaran segala tagihan (PPOB). Ke depan, MFIN akan menambahkan lagi fitur-fitur lain untuk membuka kesempatan mitra dan agen mendapatkan penghasilan tambahan lebih beragam.
Felix menceritakan bahwa sudah banyak Mitra Mandala yang merasa terbantu oleh keberadaan Mantis, terutama soal pencairan komisi. Sebab, ketika berhasil menyalurkan pembiayaan, komisinya diberikan seketika oleh MFIN secara cashless di dalam platform.
"Jadi uangnya bisa langsung diputar lagi untuk jualan yang lain. Ini upaya kami membantu kelancaran usaha para mitra yang notabene UMKM, kemudian ikut bertumbuh bersama mereka. Selain itu, ada juga cerita dari agen yang sekaligus debitur MFIN yang ternyata jualannya bagus, dan ternyata komisinya sudah lebih besar dari cicilan bulanannya. Artinya, digitalisasi membuka banyak peluang buat seluruh ekosistem Mantis," tambahnya.
Direktur Bisnis MFIN Christel Lasmana menambahkan bahwa kanal keagenan merupakan kunci penting mempertahankan pangsa pasar MFIN di kota kecil dan pedesaan alias kawasan tier II dan III, terutama di luar Jawa.
Inilah kenapa MFIN berani menggelontorkan nilai investasi untuk pengembangan IT atau transformasi digital pada tahun ini mencapai sekitar Rp20 miliar dari total belanja modal (capex) sekitar Rp50 miliar.
"Kami yakin upaya memperbesar peran keagenan bisa membawa pembiayaan tahun ini mencapai Rp6,8 triliun. Ke depan, kami sadar PR masih ada di edukasi, kemudian membuat platform Mantis itu ringan untuk digunakan di segala gadget, terutama buat para agen dan mitra di wilayah tier II dan III," jelasnya.
Sebagai gambaran, setelah pada 2020 kinerja pembiayaan terjun bebas hanya Rp2,89 triliun karena pandemi Covid-19, MFIN berhasil menutup kinerja pembiayaan baru Rp5 triliun pada 2021, atau tumbuh mencapai 42 persen (year-on-year/yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel