Rupiah Ditutup Menguat pada Akhir Pekan, Ini Sentimen Pendorongnya

Bisnis.com,21 Jan 2022, 15:44 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada hari ini, Jumat (21/1/2022), bersamaan dengan mata uang lain di kawasan Asia. 

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 0,03 persen atau 5,00 poin ke posisi Rp14.335,50 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,04 persen atau 0,04 poin ke level 95,69 pada pukul 15.10 WIB. 

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia yang ikut menguat diantaranya yen Jepang naik 0,18 persen, ringgit Malaysia naik 0,10 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, dan rupee India naik 0,03 persen terhadap dolar AS. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan indeks dolar AS melemah pada hari ini karena karena kekhawatiran inflasi akan tetap tinggi dan Federal Reserve AS akan memperketat kebijakan moneternya. 

Hal tersebut akhirnya memperburuk sentimen investor, mendorong kenaikan safe-haven yen Jepang vis-a-vis dolar Australia yang lebih berisiko.

“Mata uang AS mengambil nafas dari kenaikan baru-baru ini karena reli dalam imbal hasil Treasury AS mendingin. Namun, itu masih menuju minggu terbaik dalam dua bulan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Jumat (21/1/2022).

Ibrahim juga menyampaikan bahwa indeks saham AS mengalami aksi jual tajam di jam-jam terakhir perdagangan kemarin, sementara rekan-rekan Asia turun pada hari Jumat. 

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS mundur dari tertinggi multi-tahun. Namun, imbal hasil AS naik, didorong oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengetatkan kebijakan moneter lebih cepat dari yang diantisipasi.

Kemudian dari domestik, Ibrahim menyampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis ekonomi Indonesia tumbuh dalam rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2022 sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi. 

 “Perkiraan ini di tengah belanja fiskal pemerintah dan ekspor yang tetap terjaga, meski risiko kenaikan kasus Covid-19 perlu terus diwaspadai,” ujar Ibrahim. 

Ibrahim melanjutkan, proyeksi tersebut juga didukung oleh mobilitas yang terus meningkat, sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas dan stimulus kebijakan yang berlanjut. 

Tidak hanya itu, kinerja lapangan usaha utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian juga terpantau tumbuh meningkat.

Sentimen lain yang turut mempengaruhi pergerakan rupiah menurut Ibrahim adalah terkait dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang optimistis perekonomian Indonesia pada 2022 mampu tumbuh lebih baik dari pada tahun sebelumnya. 

Beberapa alasan di antaranya adalah Indonesia mampu mengatasi berbagai persoalan terkait pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, APBN juga mampu menjalankan fungsinya sebagai instrumen countercyclical selama pandemi, sehingga mampu sebagai penopang perekonomian nasional di situasi sulit.

Ditambah lagi dengan kinerja penerimaan negara dari sektor perpajakan juga mengalami perbaikan signifikan di tahun 2021 lalu dengan melebihi target yang telah ditetapkan. Senada, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga berhasil melewati target yang ditetapkan.

Berdasarkan sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan pada perdagangan awal pekan keempat Januari mendatang, Senin (24/1/2022) akan kembali ditutup menguat tipis. 

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.310 - Rp14.370 per dolar AS,” tulis Ibrahim.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini