Bisnis Asuransi Perjalanan Diramal Cerah di 2022, Begini Strategi Perusahaan

Bisnis.com,24 Jan 2022, 10:30 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku usaha asuransi mulai menggenjot lini bisnis asuransi perjalanan pada tahun ini, setelah sempat tertekan akibat pandemi Covid-19.

Salah satu perusahaan asuransi yang bakal memacu perolehan premi dari lini bisnis asuransi perjalanan adalah PT Asuransi Simas Insurtech (Simas Insurtech). Perusahaan di bawah Sinar Mas Group itu pun mematok target yang agresif tahun ini dengan pertumbuhan premi lebih dari dua kali lipat dibandingkan capaian pada tahun lalu.

Menurut Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana, kinerja lini bisnis asuransi perjalanan sudah mulai bangkit sejak akhir tahun lalu. Dia pun berharap tren tersebut dapat berlanjut dan lebih baik lagi di tahun ini.

"Di 2021, [premi asuransi perjalanan] kami capai di kisaran Rp4 miliar dan harapan kami di 2022 bisa di atas Rp10 miliar," ujar Teguh kepada Bisnis, Minggu (23/1/2022).

Dia optimistis target tersebut mampu tercapai meski tren kasus Covid-19 kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir ini. Guna mengejar target dari lini asuransi perjalanan, pihaknya telah menggandeng lebih banyak partner dari pelaku usaha e-commerce untuk memasarkan produknya.

"Saya percaya masih bisa karena target yang kami tetapkan diimbangi dengan penambahan partner-partner baru," katanya.

Selain itu, PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk. juga baru-baru ini meluncurkan produk asuransi perjalanan baru. Direktur Utama Zurich Asuransi Indonesia Hassan Karim mengatakan, produk asuransi perjalanan tersebut didesain menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

"Produk asuransi perjalanan ini merupakan salah satu gebrakan Zurich karena untuk produk ini kami benar-benar melihat apa yang diperlukan customer. Produknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi customer," kata Hassan, Kamis (20/1/2022).

Secara bisnis keseluruhan, Hassan menuturkan, perseroan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk mencapai target kinerja yang ambisius di tahun ini. Hal ini seiring dengan membaiknya perekonomian di Indonesia.

"Optimisme tinggi, ini sejalan dengan prediksi terhadap ekonomi tahun ini sudah sangat baik, otomatis pastinya kami melihat peluang besar. Apalagi dengan perkembangan digital. Semoga situasi makin membaik ke depan sehingga asuransi dapat bertumbuh baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Chief Technical Officer Zurich Asuransi Indonesia Rismauli Silaban menuturkan, pihaknya siap menyediakan solusi perlindungan perjalanan yang komprehensif seiring memulihnya tren bepergian. Asuransi perjalanan memiliki peran penting untuk memberikan perasaan aman dan nyaman kepada masyarakat agar dapat bepergian dengan lebih tenang tanpa harus mengkhawatirkan risiko yang mungkin dihadapi.

Zurich menawarkan produk Zurich Travel Insurance yang melindungi perjalanan nasabah dari berbagai risiko seperti pembatalan perjalanan, kehilangan bagasi, sakit, hingga risiko yang dapat diakibatkan oleh Covid-19. Zurich Travel Insurance juga memberikan perlindungan sesuai dengan tipe perjalanan nasabah. Untuk mereka yang memiliki hobi melakukan olah raga ekstrem, perusahaan siap menyediakan asuransi untuk olah raga ekstrem seperti berselancar, menyelam, panjat tebing, maupun olah raga lain seperti golf, dan lain-lain.

"Dalam jangka panjang, terus meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi perjalanan turut berperan penting dalam mendukung proses pemulihan pariwisata di Indonesia," kata Rismauli.

"Tidak hanya itu, masyarakat pun juga dapat merasakan manfaat dari asuransi perjalanan ini yang diharapkan dapat menjadi peluang untuk bertumbuhnya industri asuransi," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo Cahyo Adi menilai, produk ritel seperti asuransi perjalanan merupakan salah satu lini bisnis yang menjanjikan. Seiring dengan meningkatnya literasi dan kesadaran masyarakat untuk berasuransi, produk asuransi perjalanan dianggap semakin penting.

Beberapa waktu lalu, Jasindo juga telah mengeluarkan produk asuransi perjalanan yang dapat digunakan sebagai salah satu dokumen pendukung pengajuan pembuatan Visa Schengen. Cahyo berharap kondisi pandemi di 2022 ini dapat semakin membaik dan pariwisata dapat kembali menggeliat sehingga lini bisnis asuransi perjalanan dapat kembali digenjot.

"Memang setelah pandemi ini semua off, ini yang lagi mulai kami garap lagi karena potensinya mulai baik. Ini salah satu produk yang akan kami genjot di segmen ritel karena asuransi perjalanan itu sangat menjanjikan," kata Cahyo kepada Bisnis.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, sampai dengan kuartal III/2021, industri asuransi umum membukukan premi dicatat senilai Rp55,07 triliun atau tumbuh 2,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp53,88 triliun.

Pertumbuhan premi tersebut didorong oleh sejumlah lini bisnis, antara lain asuransi properti yang tumbuh 10,3 persen, marine cargo tumbuh 9 persen, marine hull tumbuh 9,5 persen, energy onshore tumbuh 46,3 persen, engineering tumbuh 20,7 persen, dan surety ship atau penjaminan tumbuh 28 persen.

Sementara itu, asuransi aneka, termasuk di dalamnya asuransi perjalanan, tercatat tumbuh 13,4 persen. Jumlah premi dicatat dari lini bisnis asuransi aneka mencapai Rp2 triliun sampai dengan kuartal III/2021. Adapun, asuransi aneka berkontribusi sebesar 4,1 persen terhadap total perolehan premi industri asuransi umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini