Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial (fintech/tekfin) yang bermain di kredit konsumtif atau multiguna harus mulai waspada dengan tren maraknya peluncuran fitur pinjaman (digital lending) milik bank digital.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kemunculan digital lending milik entitas perbankan bakal membuat fintech yang belum punya brand terkenal atau nama besar akan semakin tertinggal.
"Saya lihat bank digital akan mulai mengarah ke produk paylater, bukan lagi seperti kartu kredit yang dipatok biaya tahunan. Ini akan jadi kompetitor utama fintech yang bermain di kredit konsumtif, karena dengan institusi sebagai bank, pasti lebih terpercaya. Mereka pun jadi bisa menarik segmen pengguna yang ingin adanya ikatan keberlanjutan dengan menjadi nasabah," jelasnya kepada Bisnis, dikutip Senin (24/1/2022).
Menurut Bhima, fenomena ini juga akan membuat pinjaman channelling dari perbankan ke fintech sektor multiguna akan semakin menipis ke depan. Kecuali fintech tersebut berada dalam satu grup alias terafiliasi, atau bank digital ingin mempelajari dulu bagaimana segmen khusus yang diincar fintech tersebut.
"Beberapa fintech sudah bisa masuk ke beberapa sektor yang sulit dijangkau, dan tak jarang mereka punya nama dan dikenal di sana. Jadi bank digital akan memanfaatkan pembiayaan bersama untuk berbagi risiko, sekaligus mempelajari segmen pengguna fintech itu. Kalau bank merasa cocok dan mampu, bukan tidak mungkin mereka akan menyediakan sendiri fasilitas digital lending ke sana di masa mendatang," tambahnya.
Adapun, dari sisi digital lending sektor produktif, Bhima melihat bank digital hanya akan membatasi diri mengincar ekosistem yang terafiliasi dengannya, di mana kebanyakan merupakan perusahaan berbasis teknologi.
Oleh sebab itu, potensi kredit channelling dari bank digital ke fintech di sektor produktif masih akan subur. Terutama, karena bank digital berupaya mengincar efisiensi dengan memanfaatkan teknologi milik fintech yang sudah punya pengalaman menyalurkan pinjaman ke UMKM.
"Jadi kalau ekosistemnya [bank digital] punya e-commerce, yang diincar UMKM penjual online. Kalau punya platform ride-hailing dan food delivery, yang diincar merchant makanan-minuman. Jadi buat permodalan UMKM, saya lihat bank digital hanya akan menyalurkan pinjaman kalau sudah punya basis data yang relatif lengkap," jelas Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel