Permintaan Semen Diproyeksi Naik, Analis Rekomendasi Beli Saham Semen Indonesia (SMGR)

Bisnis.com,25 Jan 2022, 14:09 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Proses muat produk Semen Indonesia untuk pengiriman di Pelabuhan Teluk Bayur./Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) direkomendasikan beli di tengah-tengah optimisme kenaikan permintaan semen tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa mengatakan permintaan semen bakal meningkat tahun ini dari sektor properti dan infrastruktur. Hal itu seiring dengan mobilitas masyarakat yang kembali pasca pandemi.

“Hingga akhir September 2021, permintaan semen mulai pulih dengan permintaan untuk semen kantong tumbuh 6,9 persen secara tahunan dan semen curah tumbuh 0,9 persen secara tahunan,” tulis Rizky dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Selasa (25/1/2022).

Rizky melihat permintaan itu paling banyak berasal dari proyek properti yang mana prapenjualan pengembang meningkat karena insentif PPN dari pemerintah. Adapun, insentif itu akan diperpanjang hingga Juni 2022 sehingga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham Semen Indonesia (SMGR).

Sementara itu, pemerintah juga mengalokasikan anggaran infrastruktur senilai Rp384,8 triliun pada 2022 yang juga akan banyak mengonsumsi semen. Walaupun nilai anggaran itu lebih rendah dibandingkan alokasi pada 2021, Rizky menilai dampaknya tetap akan positif pada permintaan semen.

Lebih lanjut, kenaikan harga jual semen oleh SMGR disebut bisa menjaga marjin perseroan saat harga batu bara di level tinggi. Adapun, SMGR telah menaikkan harga sebesar 4 persen - 5 persen pada Oktober 2021.

Dengan sejumlah katalis dari sisi permintaan dan upaya perseroan menjaga marjin tersebut, Kiwoom Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham SMGR dengan target harga Rp7.700.

Di lantai bursa, saham SMGR turun 2,51 persen menjadi Rp6.800 pada pukul 14.00 WIB, Selasa (25/1/2022). Sejak awal tahun, harga turun 6,21 persen dengan kapitalisasi pasar Rp40,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini