Meski Membaik, Ekuitas Asabri Masih Minus Rp4,7 Triliun di 2021

Bisnis.com,25 Jan 2022, 18:37 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) di Jakarta, Kamis (10/10). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri melaporkan kondisi keuangannya mulai membaik di 2021.

Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono menyampaikan, berdasarkan laporan keuangan unaudited per 31 Desember 2021, ekuitas perseroan masih minus Rp4,7 triliun. Posisi ini lebih baik dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 yang mencatatkan minus Rp13,3 triliun.

"Posisi solvabilitas mencapai minus 209 persen, sudah semakin membaik dibandingkan 2020 yang minus 819 persen. Namun, kondisi solvabilitas ini masih jauh jauh dari regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengaruskan minimal 120 persen," ujar Wahyu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/1/2022).

Perbaikan kinerja tersebut didukung oleh strategi penyehatan perseroan, salah satunya dengan penyesuaian metode penghitungan bunga aktuaria.

Wahyu menuturkan, pihaknya telah menerima surat persetujuan dari Menteri Keuangan Nomor S-8/MK.02/2022 terkait metode dan asumsi bunga akturia untuk tahun buku 2021 pada 3 Januari 2022 lalu. Bunga aktuaria disesuaikan dari 6,94 persen menjadi 9,7 persen.

Penerapan bunga aktuaria tersebut berdampak signifikan pada penurunan cadangan premi (liabilitas manfaat polis masa depan/LMPMD) sebesar Rp8,7 triliun dari 31 Desember 2020 ke 31 Desember 2021. Penurunan LMPMD tersebut mendorong adanya penurunan defisit ekuitas sebesar Rp8,6 triliun.

Asabri berharap ekuitas perseroan dapat terus membaik dan diproyeksikan mencatatkan ekuitas positif di 2022 sebesar Rp136 miliar. Rasio pencapaan solvabilitas perseroan juga diperkirakan berada di angka 61 persen di 2022.

Sementara itu, Asabri juga mencatatkan pertumbuhan aset menjadi Rp34 triliun di 2021, dari sebelumnya Rp31,07 triliun di 2020.

"Selama 2021, aset kami tumbuh Rp3 triliun berasal dari peningkatan aset AIP [akumulasi iuran pensiun]," kata Wahyu.

Wahyu juga memaparkan, per Desember 2021, total peserta katif dan pensiun perseroan sebanyak 1.390.450 orang dengan perincian peserta aktif 934.123 orang dan peserta pensiun 456.327 orang.

"Pendapatan premi Asabri periode 2017 sampai dengan 2021 naik pada kisaran 2,6 persen, sementara klaim naik pada kisaran 7,3 persen per tahun sehingga kinerja keuangan Asabri bergantung pada imbal hasil investasi," katanya.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal menyampaikan bahwa selama beberapa tahun, Asabari mencatatkan akumulasi kerugian komprehensif dari 2018 sampai dengan 2020 sebesar Rp11,76 triliun dan ekuitas negatif Rp13,3 triliun di 2020.

"Kerugian besar tersebut disebabkan oleh tata kelola perusahaan yang tidak baik, khususnya dalam pengelolaan portofolio investasi yang tidak sesuai dengan prinsip kehati-hatian dengan tata kelola ataupun good corporate governance," jelas Hekal.

Dia mengatakan, Komisi VI DPR RI berharap agar beberapa strategi transformasi yang dicanangkan perseroan dapat memperbaiki kinerja perseroan dan pembayaran manfaat peserta Asabri ke depan dapat dipenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini