Intip Harta Karun Lumpur Lapindo, Ada Bahan Baterai Mobil Listrik hingga Komponen Pesawat

Bisnis.com,26 Jan 2022, 09:42 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Warga korban lumpur melakukan aksi teatrikal di atas tanggul penahan semburan lumpur Lapindo, di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (26/5)./Antara-Suryanto

Bisnis.com, JAKARTA – Lumpur Lapindo yang muncul sejak 2006 hingga saat ini ternyata menyimpan harta karun langka yang paling diburu di dunia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji harta karun di dalam Lumpur Lapindo yang disebut potensi kandungan logam tanah jarang dan critical raw material

Adapun, kajian tersebut pernah dilakukan pada 2017. Hasilnya, terdapat volume endapan mengandung logam tanah jarang di Indonesia cukup besar. 

Logam tanah jarang antara lain terdiri atas skandium, yttrium, praseodimium, prometium, yatterbium, dan lainnya dianggap sebagai logam langka. Kelangkaan logam ini karena hanya sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida. 

Industri pesawat terbang menggunakan skandium dalam membuat komponennya. Sementara itu, Yttrium dipakai untuk membuat europium pada TV fosfor merah.

Selain itu, dalam dunia kesehatan pun logam ini juga bermanfaat. Timah tanah jarang digunakan pada teknologi pendeteksi kanker dan jenis penyakit lagi. Pembangkit dan penyimpanan listrik, pendukung tambang, hingga kebutuhan untuk kendaraan bermotor berbasis baterai juga menggunakan logam ini.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono mengatakan akan menindaklanjuti temuan ini. Hasil dari temuan pada 2021 masih enggan dibeberkan oleh Eko. 

“Hasilnya masih dalam proses ini baru selesai di tahun 2021, jika ini sudah selesai secara menyeluruh akan disampaikan,” tuturnya. 

Dia berharap lembanganya dapat mengetahui potensi logam jarang yang ada di Lumpur Lapindo itu setelah penjajakan intensif pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini