Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan kepada 200 debitur kakap sebelum pandemi terus tumbuh positif 1,4 persen secara month-to-month (mtm) atau Rp16,25 triliun. Hal ini seiring dengan tren kenaikan kredit nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan, penyaluran kredit kepada 200 debitur besar mengalami kenaikan 6,7 persen secara tahunan (year-on-yearyoy) atau Rp75,97 triliun. Adapun penyaluran kredit tercatat Rp1.202,75 triliun per akhir Desember 2021.
“Kami tracking 200 grup debitur besar, dapat kami sampaikan bahwa outstanding kredit naik 6,7 persen yoy. Ini menunjukkan bahwa terutama korporasi sudah mulai bangkit,” kata Wimboh dalam Raker Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).
Namun demikian, Wimboh menjelaskan bahwa kinerja korporasi belum sepenuhnya kembali normal. “Korporasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk betul-betul normal seperti sebelum Covid-19,” sambungnya.
OJK mencatat seluruh jenis segmen kredit sudah meningkat. Pada segmen UMKM dan ritel tumbuh sebesar 11,23 persen yoy. Wimboh menyatakan, kredit korporasi sudah merupakan porsi terbesar dalam pertumbuhan kredit, yaitu naik 2,72 persen secara yoy.
“Jadi kredit korporasi ini adalah indikator bahwa ini nanti bisa menimbulkan multiplier kepada kredit UMKM untuk downstream sektor supplier-nya,” ujarnya.
Di samping itu, OJK mencatat bahwa pertumbuhan kredit masih ditopang oleh bank Persero, yaitu tumbuh sebesar 7,24 persen, sedangkan bank asing masih terkontraksi sebesar 5,6 persen secara yoy.
Per Desember 2021, kredit baru melanjutkan tren kenaikan, di tengah pembayaran angsuran dan pelunasan kredit yang juga terpantau meningkat sebesar Rp289,82 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel