Dorong Diplomasi Produksi Vaksin di G20, Indonesia Lirik Peluang Rp1.000 Triliun

Bisnis.com,28 Jan 2022, 17:32 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ilustrasi pria menerima suntikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai bahwa produksi vaksin nasional dan pengembangan jejaring manufaktur vaksin dapat mendorong perekonomian dalam negeri hingga Rp1.000 triliun. Isu itu pun akan diusung dalam pertemuan G20 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra menjelaskan bahwa infrastruktur kesehatan global akan menjadi salah satu topik utama dalam dialog G20 tahun ini. Indonesia akan menjadi 'wasit' dalam acara tersebut.

Menurut Wempi, Indonesia sebagai presidensi akan mendorong pembahasan pemerataan akses terhadap vaksin Covid-19. Saat ini, distribusi vaksin masih terpusat di negara-negara maju, sementara negara miskin dan berkembang kesulitan mendapatkannya.

Selain itu, menurutnya, Indonesia akan berupaya mendorong produksi vaksin merah putih untuk menambah stok vaksin Covid-19 secara global. Namun, hal tersebut tidak cukup, sehingga perlu adanya koordinasi lebih kuat dalam distribusi vaksin, khususnya ke negara-negara miskin dan berkembang.

"Intinya bahwa kita siap menjadi hub produsen vaksin, manufacturing hub vaksin global itu sangat diperjuangkan oleh Pak Menteri Kesehatan," ujar Wempi dalam dialog bersama media mengenai G20, Jumat (28/1/2022) di kawasan Cikini, Jakarta.

Dia menjelaskan bahwa pengembangan pusat distribusi manufaktur vaksin akan bermanfaat dalam jangka pendek hingga panjang. Penanganan pandemi Covid-19 secara global akan sangat bergantung kepada laju vaksinasi di seluruh dunia, bukan hanya di negara maju atau yang memiliki tingkat perekonomian tinggi.

Menurut Wempi, stok vaksin yang ada saat ini sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan vaksinasi penuh bagi 80 persen penduduk dunia. Namun, tidak adanya penghubung (hub) menjadi salah satu kendala dalam mendorong pemerataan akses ke negara miskin dan berkembang.

Oleh karena itu, pemerintah pun akan menarik investasi ke sektor kesehatan saat perhelatan G20, terutama untuk hal yang dapat menunjang pemerataan vaksin secara global. Hal tersebut berjalan secara bersamaan dengan upaya menarik investasi ke sektor-sektor lain, seperti ekonomi hijau dan teknologi.

"Investasi [pengembangan vaksin] di Indonesia, siap enggak? Siap. kita cuma butuh manufacturing hub [untuk mendorong pemerataan vaksin]," ujarnya.

Menurut Wempi, pengembangan vaksin di dalam negeri dapat mendorong perekonomian hingga lebih dari Rp1.000 triliun. Hal tersebut terutama karena vaksin yang diperlukan bukan hanya untuk Covid-19, tetapi berbagai penyakit yang ada seperti polio, juga penyakit-penyakit yang mungkin muncul di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini