Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai wujud komitmen dan dukungan Standard Chartered kepada nasabahnya, Bank yang berkantor pusat di Inggris ini menjadi Bank pertama di Indonesia yang memberikan sertifikasi dalam bidang “Retirement Adequacy Planning” yang dikeluarkan oleh Financial Perspectives Pte ltd, Singapura kepada para Relationship Manager (RM) di Standard Chartered Bank, dan para Financial Service Consultant (FSC) dari Prudential Indonesia yang merupakan mitra asuransi Bank tersebut.
Sertifikasi tersebut memberikan berbagai kelebihan bagi para RM dan FSC dalam memberikan informasi bagi para nasabah dalam melakukan perencanaan dimasa pensiun, seperti 1:
- memahami prinsip-prinsip perencanaan pendapatan dimasa pensiun
- merancang portofolio pendapatan dimasa pensiun
- mengembangkan strategi pendapatan pensiun yang mendukung tujuan pensiun nasabah
- merancang berbagai strategi pendanaan pensiun dan manajemen arus kas dimasa pensiun
- menghitung kebutuhan pensiun dan mengadopsi perspektif portofolio untuk mewujudkan dana pensiun yang diinginkan;
- merancang dan mengimplementasikan rencana investasi dan manajemen risiko sebelum dan sesudah pensiun;
Sertifikasi REAP ini penting dimiliki oleh tenaga pemasar Standard Chartered dan Prudential agar memiliki kemampuan yang memadai untuk dapat membantu melakukan perencanaan keuangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, khususnya terkait perencanaan pensiun.
Bagaimana para nasabah dapat mendayagunakan manfaat ini? Standard Chartered memberikan layanan konsultasi perencaan keuangan pensiun secara bebas biaya, sebagai manfaat exclusive khusus bagi nasabah priority.
Standard Chartered mengungkapkan dalam laporan terbarunya, Wealth Expectancy Report 2021, bahwa 88% orang Indonesia telah mengatur ulang tujuan hidup mereka setelah pandemi.
- COVID-19 telah mendorong orang Indonesia untuk menjadi lebih fokus ke masa depan ketika mengatur ulang prioritas mereka: lebih dari setengah orang Indonesia (56%) telah menetapkan tujuan untuk 'meningkatkan kesehatan mereka', diikuti oleh 52% orang yang ingin ‘menyisihkan lebih banyak uang untuk masa depan anak-anak (yaitu pendidikan atau dukungan keuangan)', dan 47% orang yang ingin 'memiliki masa pensiun yang lebih nyaman'.
- Terlambat untuk perencanaan pensiun, dikombinasikan dengan kesenjangan kepercayaan diri yang disebabkan oleh pandemi, membuat sebagian besar responden Wealth Expectancy Report 2021 dari Standard Chartered berisiko mengalami kekurangan dana saat pensiun.
- Menurut laporan tersebut, di Indonesia, 19% orang saat ini tidak menabung/berinvestasi untuk masa pensiun. Bagi mereka yang melakukannya, 'pendapatan investasi' (67%) dan 'tabungan/deposito tunai' (46%) adalah sumber pendapatan yang diharapkan paling umum di masa pensiun.
Pada saat yang sama, 58% orang Indonesia berencana untuk pensiun sebelum usia 65 tahun. Halhal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara tindakan saat ini dan harapan masa depan. Standard Chartered hadir untuk membantu masyarakat Indonesia mengurangi kesenjangan tersebut. Hubungi Relationship Manager Anda atau kunjungi kami di www.standardchartered.com/id atau cabang Standard Chartered terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel