Huawei Siap Dukung Implementasi Revolusi Industri 4.0 di Asean

Bisnis.com,31 Jan 2022, 23:32 WIB
Penulis: Wahyu Arifin
Logo Huawei Technologies Co. berada di atas gedung perkantoran di Dongguan, China, Kamis (23/5/2019). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Huawei, perusahaan teknologi asal China, menyatakan komitmennya dalam mendukung agenda Konsolidasi Strategi dalam Revolusi Industri Keempat (4IR) Asean yang dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-38 pada akhir tahun lalu.

Hal itu diwujudkan dalam pertemuan Huawei dengan beberapa pemangku kebijakan di Asean belum lama ini. Menurut Deputi Sekjen Masyarakat Ekonomi Asean, Satvinder Singh, meskipun Asean secara umum telah mencatat laju pertumbuhan yang fantastis, masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan.

“Salah satunya adalah investasi di bidang kecerdasan artifisial [AI] yang menurut pengamatannya masih belum merata dibandingkan dengan negara seperti Amerika Serikat dan China [sebagai contoh 2 dolar Amerika per kapita di  Asean dibanding 155 dolar Amerika dan 21 dolar Amerika per kapita antara tahun 2015 hingga 2019 di AS dan China],” ujar Singh, dalam siaran pers yang dikutip, Senin (31/1/2022)

Ke depannya, kata Singh, Asean berencana mengembangkan sebuah rencana implementasi dan peta jalan sebagai bagian dari Strategi 4IR yang diharapkan dapat diluncurkan pada akhir tahun ini.

“Rencana implementasi dan peta jalan ini akan mengidentifikasi inisiatif dan program spesifik yang memungkinkan Asean mewujudkan manfaat dari 4IR, melalui konsultasi dengan berbagai pihak terkait,” ujar Singh.

Singh juga menekankan sebuah pendekatan yang holistik yang memungkinkan 4IR tidak hanya dipergunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi wilayah, tetapi juga mendorong inklusivitas dan kesinambungan.

Sementara itu, President Strategy Marketing Departement Huawei Asia Pacific Region, David Lu membenarkan Asean memiliki beberapa pekerjaan penting untuk diselesaikan di balik potensinya yang tinggi. Kurang optimalnya angka penetrasi cloud (kurang dari 25 persen), 4G (54 persen), dan fixed broadband (35 persen) menjadi catatan yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan di kawasan.

“Menuju era konektivitas 5G, Asean harus menunjukkan semangat yang lebih tinggi terhadap adopsi teknologi digital termutakhir. Thailand sebagai salah satu negara di Asean yang telah menikmati manfaat konkret dari percepatan adopsi 5G hasil kerja sama operator lokal dengan Huawei,” kata David Lu dalam pertemuan yang sama, Senin (31/1/2022).

Menurut David, Bangkok kini dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh kota terbaik di dunia terkait performa 5G, dengan kecepatan hingga lima kali lipat dibandingkan 4G. Di sektor kesehatan, Huawei juga bekerja sama dengan Siriraj Hospital, rumah sakit terbesar di Thailand, untuk membangun rumah sakit pintar yang menyediakan layanan kesehatan jarak jauh, kapabilitas imaji dan analitik, dan kendaraan tanpa awak.

Saat ini, jelas David, Huawei berkontribusi terhadap separuh dari seluruh proyek 5G lintas industri di dunia, termasuk di industri pelabuhan, pertambangan, dan pendidikan dan ingin menambah jejak kolaborasinya di Asean untuk menjadikan kawasan ini serba-terkoneksi dan menjembatani ketimpangan digital.

“Kami akan bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Asean untuk menyediakan teknologi, infrastruktur, dan talenta digital yang dibutuhkan. Bersama, kita akan menghadirkan manfaat seperti keandalan, produksi yang semakin efektif dan efisien, serta transformasi digital bagi setiap industri. Terlebih, kita juga akan melakukan transisi ke ekonomi yang hijau, netral karbon, dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Sementara itu, Sharlini Eriza Putri, Co-Founder & CEO Nusantics mendorong anak-anak muda agar menjadi pendiri perusahaan startup masa depan dengan visi yang berani dan transformatif.

“Perusahaan startup memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi, serta kemampuan untuk mendisrupsi cara-cara kerja lama. Pemuda-pemudi Asean harus ambil bagian dalam menarasikan Industry 4.0, khususnya di sekitar isu-isu kritikal seperti kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, startup yang tumbuh dan besar di Asean harus didukung sepenuhnya,” pungkas Sharlini.

Khusus startup, David Lu mengatakan Huawei memiliki program besar bernama Huawei Cloud Spark yang diluncurkan sejak Agustus 2020. Melalui program ini, Huawei berkolaborasi dengan pemerintah, inkubator terkemuka, modal ventura, serta universitas untuk membangun platform pendukung bagi munculnya startup-startup baru di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Baru-baru ini, bersama lembaga pendidikan BISA AI, Oudpro Indonesia, dan Pusat Studi Ilmu Komputer UPN Veteran Indonesia, Huawei menggelar program AI Creation yang menantang pemuda-pemudi untuk merancang sebuah startup dengan solusi teknologi AI sebagai fokus utamanya,” kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini
'