Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis saham memperkirakan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI dapat terdorong ke level 2.000 seiring dengan pencapaian kinerja perseroan sepanjang 2021.
President Director of CSA Institute Aria Santoso mengatakan bahwa sentiment positif dari kinerja BSI pada tahun lalu, yang tumbuh dibandingkan 2021, akan mendorong harga saham dari emiten berkode BRIS tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan BSI yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp3,03 triliun pada 2021. Raihan itu naik sekitar 38,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau secara tahunan (yoy).
Dari sisi pembiayaan, BSI mencatatkan pertumbuhan sekitar 9,32 persen yoy menjadi Rp171,29. Dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tabungan wadiah mengalami peningkatan 15,30 persen yoy mencapai Rp34,10 triliun.
Adapun nilai total tabungan mencapai Rp99,37 triliun atau naik sekitar 11,60 persen yoy. Perseroan juga mampu menekan biaya dana atau cost of fund menjadi 2,03 persen dari sebelumnya 2,68 persen.
“Hal itu akan menjadi katalis positif pergerakan harga saham BRIS pada tahun ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/1/2022).
Aria menjelaskan prospek bisnis BSI didorong oleh fakta bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menjadi captive market yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan perseroan.
“Juga rencana pemerintah memperkuat industri keuangan syariah hingga industri halal nasional akan berpengaruh sebagai peluang meningkatnya aktivitas bisnis dan pertumbuhan nasabah BRIS,” pungkasnya.
Dengan potensi itu, Aria memproyeksikan target harga saham BRIS ke depan tembus Rp2.200. Di sisi lain, faktor penghambat kenaikan saham BRIS adalah kekhawatiran investor terkait meningkatnya angka pinjaman bermasalah atau NPF akibat dampak pandemi.
Berdasarkan data RTI, sampai dengan pukul 14.30 WIB, saham BRIS berada di level Rp1.555 per lembar saham. Capaian ini meningkat 2,30 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel