Tahun Baru Imlek, Akibat Covid-19 Hanya 1,18 Miliar Perjalanan di China

Bisnis.com,01 Feb 2022, 14:40 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Rangkaian kereta rel listrik (electric multiple unit/EMU) jalur kereta China-Laos tiba di stasiun Yuxi di kota Yuxi, provinsi Yunnan, China barat daya pada 3 Desember 2021./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wabah Covid-19 meredam rencana perjalanan jutaan warga China untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga untuk tahun ketiga secara berturut-turut.

Sebelum pandemi, perayaan Tahun Baru itu melibatkan sebanyak tiga miliar perjalanan yang dilakukan di seluruh China sekaligus merupakan migrasi tahunan terbesar di dunia.

Tetapi, wabah Virus Corona yang bangkit kembali telah memaksa banyak orang untuk membatalkan rencana itu.

Hingga kini, pejabat China masih mengejar strategi nol-Covid-19 dan telah memberlakukan tindakan tegas, terutama menjelang Olimpiade Musim Dingin 2022 dimulai pada 4 Februari 2022.

Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi di China, jatuh pada 1 Februari tahun ini.

Secara luas perayaan itu dianggap sebagai waktu paling penting untuk berkumpul dengan keluarga. Ratusan juta orang yang punya mata pencaharian di kota-kota kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan bersama.

Kementerian Perhubungan China memperkirakan tahun ini hanya akan ada 1,18 miliar perjalanan.

Meski angkanya masih jauh dari angka pra-pandemi, masih ada kekhawatiran bahwa perjalanan itu bisa berubah menjadi peristiwa penyebar super-pandemi.

Warga negara China telah ditempatkan di bawah pengawasan ketat pemerintah, dengan sistem kode warna yang menentukan apakah dapat bepergian atau tidak.

Mereka diharuskan untuk menunjukkan kode kesehatan hijau di ponsel yang menunjukkan belum berada di daerah terinfeksi Covid-19 sebelum naik angkutan umum dan melewati pos pemeriksaan di jalan raya.

Target China untuk mengejar kebijakan eliminasi virus telah membuat para pejabat melakukan putaran pengujian massal dan memberlakukan penguncian mendadak yang memengaruhi jutaan orang sebagai tanggapan terhadap wabah sporadis di seluruh negeri.

Prosesi Olimpiade Musim Dingin, yang dijadwalkan dimulai pada hari pertama Festival Musim Semi, semakin meningkatkan tekanan pada pejabat setempat, yang telah menutup kotamadya setempat dan seluruh kota untuk memerangi penyebaran Virus Corona.

Para pekerja migran merupakan kelompok yang paling terpukul karena Festival Musim Semi mewakili beberapa hari berharga dalam setahun di mana mereka dapat kembali untuk melihat orang yang mereka cintai dengan kembali ke rumah.

"Salahkah seorang buruh migran yang bekerja keras siang malam, yang tinggal jauh dari rumah, kembali ke kampung halamannya dan berkumpul kembali dengan keluarganya di hari libur tahunan yang hanya beberapa hari?," tulis seorang pengguna di platform media sosial China Weibo seperti dikutip BBC.com, Selasa (1/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini