Ditanya Bursa Soal Penerbitan Green Bond, Ini Penjelasan BNI (BBNI)

Bisnis.com,01 Feb 2022, 10:00 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Gedung BNI di Jakarta/dokumen BNI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rencana penerbitan obligasi berkelanjutan pada tahun ini.

Dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (31/1/2022), Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menyampaikan BNI telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahap I pada tanggal 11 Juli 2017 yang akan jatuh tempo pada 11 Juli 2022 ini.

Sehubungan dengan hal tersebut, lanjut Mucharom, BNI menilai perlu untuk melakukan pembiayaan kembali atas efek yang akan jatuh tempo.

“Hal ini merupakan upaya BNI untuk tetap memiliki benchmark rate dalam valuasi terhadap creditworthiness BNI di pasar modal melalui surat utang denominasi rupiah,” kata Mucharom dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (1/2/2022).

Untuk mendukung kebijakan OJK dalam merealisasikan Keuangan Berkelanjutan yang dituangkan dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II 2021-2025, emiten bersandi BBNI ini memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan sesuai dengan POJK No. 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

“Rencana ini telah kami masukkan dalam Rencana Bisnis Bank [RBB] tahun 2022. Adapun terkait waktu pelaksanaan akan memperhatikan kondisi pasar dan setelah mendapatkan izin dari regulator,” sambungnya.

Sebelumnya, Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan penerbitan green bond dilakukan untuk memperkuat keuangan berkelanjutan perseroan.

“Tentunya penggunaan akan tetap pada segmen-segmen yang ekosistemnya telah dibina dan dibangun oleh BNI sejauh ini,” kata David dalam paparan Kinerja BNI Laporan Keuangan 2021 secara virtual, Rabu (26/1/2022).

Selain segmen kecil, lanjut David, BNI juga sudah banyak membangun kapabilitas mitra, sekaligus pelaku dalam hal pengelolaan energi baru terbarukan, penanganan polusi, serta pengelolaan limbah air.

Tak hanya itu, juga terdapat kemungkinan akan disalurkan kepada segmen korporasi yang masuk ke dalam sektor taksonomi hijau.

“Namun untuk nilai dan tanggal efektif, penerbitan green bond masih belum dapat kami paparkan sekarang,” terangnya.

Adapun, dalam menyalurkan pembiayaan ke segmen hijau, BNI mencatatkan portofolio hijau yang positif, yakni senilai Rp172,4 triliun atau 29,6 persen dari total portofolio kredit BNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini